Beberapa peserta menghafalkan syair nadhom sebelum Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam. (Donny)


JOMBANG – Usai Hari Santri Nasional (HSN) diperingati pada 22 Oktober lalu, segenap SD di Kabupaten Jombang nampaknya sudah bisa melakukan persiapan untuk menciptakan wadah kreasi baru pada pendidikan keagamaan. Khususnya di bidang Pendidikan Diniyah.

Langkah taktis kedepan, lomba keagamaan jenjang SD bisa ditambahkan Nadhoman. Implikasinya jelas, selain menambah peluang satuan pendidikan dan peserta didik mencetak prestasi, juga akan mempertegas ikon Kabupaten Jombang dengan kultur pesantren yang kuat.

Hal ini tak lepas dari apa yang sudah dicapai dan dikerjakan oleh Kelompok Kerja Pembimbing Pendidikan Diniyah (KKPPD) Kecamatan Jombang pada saat penyambutan HSN 2023 kemarin. Sebuah gagasan dan wacana baru tentang kreasi Pendidikan Diniyah telah dimanifestasikan, dalam kompetisi bertajuk Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam.

Baca Juga: Hindari Konsumsi Makanan Ini Saat Sahur karena Bikin Lemas

Berlangsung di SDN Kepatihan Jombang pada (19/10) lalu, lomba berhasil diikuti oleh 586 peserta didik yang tergabung dalam 46 grup di seluruh SD se Kecamatan Jombang. Ketua Pelaksana Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam, A’at Mustaghfirin yang juga mengampu Pendidikan Diniyah di SDN Pulo Lor I Jombang, menjelaskan, persiapan yang dibutuhkan dalam menghelat perlombaan memakan waktu selama lima belas hari. Terbagi dari soal teknis, perumusan konsep, hingga konsolidasi kepada seluruh elemen masyarakat. Tak terkecuali pihak Pondok Pesantren (Ponpes). Mulai dari Ponpes Tebuireng, Rejoso, Tambakberas, dan Denanyar.



“Konsolidasi pada tiga Ponpes tersebut memang menjadi fondasi utama dalam Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam 2023. Sebab, dari filosofi dan tujuannya pagelaran ini, memang mencakup upaya pelestarian seni pesantren, dalam bersyair. Senyampang pula menegaskan identitas Kabupaten Jombang sebagai Kota Santri di dunia pendidikan,” terang A’at Mustaghfirin.

Dalam tujuan serta konsep kreativitas yang ditonjolkan dalam Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam 2023, setiap grup dibebaskan menuangkan kreasinya dalam bersyair dan bermusik dengan pelbagai perkakas. A’at Mustaghfirin menambahkan, dengan begitu ragam ekspresi akan muncul dan menjadi cerminan tiap satuan pendidikan dalam mengemas Pendidikan Diniyahnya dengan bumbu seni panggung.


Penampilan salah satu peserta dalam Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam. (Donny)

“Durasi tampil wajib diselesaikan dalam waktu lima menit. Batas tempo ini, juga menjadi tantangan tersendiri bagi peserta untuk menserasikan harmoni musik dan syair nadhomnya,” imbuh A’at Mustaghfirin.

Sementara itu di sisi lainnya, Ketua KKPPD Kecamatan Jombang, Mokh. Syamsul Maarif, menjabarkan, tantangan kedepan bagi peserta juga meliputi proses pembinaan bersama pendidik diniyah, yang harus mengkonsep lagu nadhom secara khas nan rampak. Sehingga nantinya, jika Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam kembali terhelat, pematangan dan pembinaan diniyah dalam konsep seni sudah siap dilombakan.

Salah satu dewan juri yang sedang mengamati penampilan peserta. (Donny)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, S.Sos., M.Si. yang datang memberikan sambutan dan membuka Lomba Kreasi Nadhom Aqidatul Awam 2023, sangat mengapresiasi langkah KKPPD Kecamatan Jombang, dalam merancang Pendidikan Diniyah lewat seni. Menurutnya, langkah taktis kedepan, lomba keagamaan jenjang SD bisa ditambahkan Nadhoman. Implikasinya jelas, selain menambah peluang satuan pendidikan dan peserta didik mencetak prestasi, juga akan mempertegas ikon Kabupaten Jombang dengan kultur pesantren yang kuat.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama