Embran Nawawi bersama desain Tenun Jombangan. (ist)


JOMBANG – Sebagai kota persinggahan dan menjadi persinggungan budaya arek dan mataraman, Telatah Kebo Kicak telah banyak melahirkan kearifan lokal baik dalam bentuk tradisi maupun produk budaya. Mulai dari makanan tradisional maupun pakaian khas semacam tenun.

Untuk kedepannya bukan tidak mungkin, pengalaman Embran Nawawi dijadikan rujukan oleh seluruh stakeholder di Kabupaten Jombang untuk menggiatkan produk budaya lokal, sebagai motor industri kreatif.

Terbaru, Tenun Jombangan berhasil dipanggungkan di kancah internasional. Tepatnya, saat gelaran LAO Fashion Week (LFW) 2023, yang berlangsung di Crown Plaza Hotel, Vientiane, Laos, pada (9/9) lalu.

Adalah sosok Embran Nawawi, S.Ds., M.Sn. yang berperan penting dibalik pementasan Tenun Jombangan di LFW 2023. Pria berdarah asli Betawi yang saat ini menjadi Dosen Prodi Kewirausahaan Fashion, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, memang telah akrab di dunia desain busana sejak tahun 2010.

Baca Juga: Penyebab Anak Sering Melawan Orangtua

Dihubungi lewat WhatsApp disela kesibukannya mengajar pada (19/10) Embran Nawawi berkisah, pengkaryaannya atas Tenun Jombangan dilambari proses kreatif yang berkonsep menyulap sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Oleh karenanya, dari tujuh belas busana Tenun Jombangan yang dibawa ke LFW 2023, keseluruhannya tak sebatas mementaskan guratan tekstur kain dan motifnya. Melainkan juga menjembatani filosofi kaidah nilai budaya tradisional dalam dunia modern saat ini.



“Maka, saat pertama kali bertemu Tenun Jombangan yang berbahan katun, di suatu pameran di Probolinggo, yang dihasilkan oleh pembatik dari Sentra Batik Alam di Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, saya lihat ada potensi menarik di dalamnya. Akhirnya tercetus ide untuk memasukkan konsep filosofi tradisi lisan Jombang sebagai gagasan kreatifnya,” tutur Embran Nawawi.

Melewati proses pengkaryaan yang memakan beberapa waktu, sejumlah 16 busana Tenun Jombangan berbentuk bustier, dan dibuat dengan teknik molding, seluruhnya mengemas bentuk penegasan dari sejarah Jombang. Mulai dari nilai Power (kekuatan), Protection (Perlindungan), Faith (Keimanan) dan Craft (Kerajinan).


Tenun Jombangan yang dikenakan para peragawan. (ist)

Embran Nawawi menambahkan, “Perpaduan ketiganya, pada akhirnya mencirikan bahwa kesan tradisional tidak lagi berkutat pada gaya etnik. Melainkan dapat diharmonisasi secara modern dengan unsur entertain sebagai penguatnya. Hal ini menjadi penting, karena kedepan unsur lokalitas yang berhasil di apresiasi di gelanggang internasional, akan mampu menjadi pendorong perputaran roda industri kreatif di daerah.”

Ungkapan Embran Nawawi memang cukup berasalan, sebab dari pengkaryaannya melalui Tenun Jombangan di LFW 2023, dirinya berhasil menyabet gelar desainer kreatif dan impresif. Sehingga untuk kedepannya bukan tidak mungkin, pengalaman Embran Nawawi dijadikan rujukan oleh seluruh stakeholder di Kabupaten Jombang untuk menggiatkan produk budaya lokal, sebagai motor industri kreatif.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama