Ilustrasi marah dengan orangtua. (Ist)


NASIONAL - Setiap orangtua tentunya menginginkan anak patuh terhadap perintah mereka, utamanya untuk kebaikan si kecil. Namun demikian, kerap dijumpai anak tidak menuruti keinginan orangtua atau melawan.

Perilaku anak melawan orangtua bukan tanpa alasan. Ada sejumlah penyebab anak sering melawan orangtua yang wajib diketahui. Dengan mengetahui penyebab anak sering melawan, maka orangtua bisa memperbaikinya dan mencari solusinya bersama sehingga anak menjadi patuh. Merangkum sejumlah penyebab anak sering melawan orangtua sebagai berikut:

Kurang Ikatan
Psikolog, Samanta Elsener menuturkan penyebab anak sering melawan orangtua adalah kurangnya koneksi atau ikatan orangtua dan anak. Anak sering melawan orangtua karena kurang koneksi dengan orangtua secara efektif.

Baca Juga: Bangkitkan Seni dan Tradisi Pesantren di Lomba Kreasi Nadhom

Melansir dari Psychology Today, ada berbagai alasan kurangnya ikatan antara orangtua dan anak. Salah satunya adalah orangtua jarang bersama dengan anak. Karenanya, untuk memperkuat ikatan tersebut orangtua harus berupaya membangun kembali hubungan yang hangat dengan buah hati. Setelah kembali terkoneksi, anak akan lebih nyaman menunjukkan rasa kesal yang selama ini membebani dirinya dan lebih koperatif dengan orangtua.

Orangtua Sering Marah
Samanta Elsener mengatakan orangtua boleh sesekali memarahi anak. Dengan catatan, tidak menggunakan cara-cara yang dapat melukai hati anak, seperti teriakan dan kekerasan. Orangtua boleh memarahi anak sesekali dengan nada yang tidak melengking dan tidak menggunakan kekerasan.

Namun demikian, terlalu sering memarahi anak, akan berdampak buruk bagi si kecil. Mulai dari trauma, mengganggu perkembangan, hingga anak menjaga jarak dengan orangtua. Anak kurang dekat dengan orangtua dan menjadi kurang bisa terbuka.

Orangtua Otoriter
Pola asuh orangtua yang otoriter justru membuat anak mudah melawan. Samanta Elsener menjelaskan ciri utama pola asuh otoriter adalah komunikasi satu arah hanya dari orangtua ke anak. Sebaliknya, orangtua jarang bahkan tidak pernah mendengarkan pendapat anak. Gaya komunikasi orangtua terlalu satu arah atau otoriter ke anak.



Melansir dari Psychology Today, terkadang orangtua perlu mendengarkan sudut pandang anak. Jika terjadi perbedaan, maka baik orangtua maupun anak bisa mencari solusi bersama.

Kebutuhan Emosional
Mengabaikan kebutuhan emosional anak juga bisa menjadi salah satu penyebab si kecil melawan perintah orangtua. Melansir dari Psychology Today, anak-anak butuh didengar oleh orangtua mereka. Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga ingin memiliki sedikit kendali dan pilihan sendiri, sehingga orangtua perlu mengakomodasi kebutuhan emosional mereka tersebut.

Jika merasa diabaikan, anak-anak justru enggan mematuhi perintah orangtua. Samanta Elsener menambahkan orangtua sering mengabaikan kebutuhan emosional anak sehingga anak merasa jauh dan tidak dipahami orangtua.

Aturan Tidak Konsisten
Sebelum memberi aturan pada anak, pastikan orangtua harus sepaham. Jadi, anak tidak bingung, yang pada akhirnya justru melawan orangtua. Samanta Elsener menyebutkan penyebab anak melawan orangtua salah satunya orangtua tidak konsisten dan tidak kompak dalam menerapkan aturan di rumah.

Melansir dari Psychology Today, frontal cortex anak masih dalam tahap perkembangan. Frontal cortex merupakan bagian otak yang terletak di belakang dahi yang memiliki fungsi untuk mengatur mengenai pemahaman, logika, konsentrasi, perencanaan, dan sikap kritis dalam menanggapi suatu hal.

Oleh sebab itu, setiap kali orangtua memberi perintah, anak harus membuat pilihan antara menuruti perintah orangtua atau melakukan keinginannya. Semakin beragam dan berbeda perintah yang diberikan, justru anak menjadi kebingungan.

Pergaulan Buruk
Perilaku anak melawan orangtua juga bisa disebabkan pergaulan buruk. Oleh sebab itu, orangtua hendaknya bisa memiliki komunikasi terbuka dengan anak, sehingga mereka bisa nyaman menyampaikan semua hal kepada orangtua.

Kecanduan Gadget
Kecanduan gadget juga bisa menjadi salah satu penyebab anak melawan orangtua. Oleh sebab itu, orangtua wajib mengetahui aturan pemberian gadget kepada anak-anak. Melansir dari Kompas.com, anak usia di bawah dua tahun atau usia dua tahun, belum direkomendasikan untuk menggunakan gadget. Sebab, anak pada usia ini, masih membutuhkan stimulus berupa aktivitas fisik. Sementara, anak berusia 2-5 tahun diperbolehkan menggunakan gadget dengan durasi maksimal sekitar satu jam per hari.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama