Pengenalan dasar huruf hijaiyah pada anak didik. (Donny)


KESAMBEN – Mengistilahkan dunia anak, memang banyak analogi yang bisa digunakan sebagai perumpaannya. Jika memakai gambaran gelas kosong, maka usia anak-anak memang cukup ideal untuk diisi dengan pembelajaran yang sesuai kapasitas dan kebutuhannya.

Dengan teknik menari yang seperti bermain, maka dapat memuluskan tujuan menumbuh kembangkan aspek perkembangan anak didik. Mulai dari konsentrasi, kepercayaan diri serta motorik kasar.

Menyambung permisalan di atas, rupanya telah diimplementasikan secara laik oleh TK PGRI III Kesamben. Dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak didiknya, terdapat dua program dari akademik dan non-akademik yang diunggulkan. Diantaranya, mengaji dan menari.

Kepala TK PGRI III Kesamben, Umrotus Solichah, S.Pd. menjabarkan, “Keduanya dipilih dengan menimbang beberapa faktor tujuan. Pertama untuk program mengaji, memang berdasarkan karakteristik lingkungan anak didik yang agamis dan religius. Sehingga sedari usia PAUD kita berikan bekal mengenal dan membaca huruf hijaiyah sebagai dasar belajar Alquran. Kemudian untuk ekstrakurikuler menari, menjadi tambahan program yang tujuannya menjaring bakat seni anak didik di usia dini.”

Baca Juga: Kurcaci : Wujud Sinergi, Kolaborasi, dan Eksplorasi

Menurut Umrotus Solichah, melalui kedua program tersebut, implikasi yang diharapkan turut berimbas ke masyarakat. Khususnya kepercayaan dan sinergi dalam meningkatkan mutu TK PGRI III Kesamben.

Guru Kelompok A TK PGRI III Kesamben, Gandes Nurillah, S.Pd. turut membenarkannya. Dalam upaya peningkatan mutu tersebut, metode yang diterapkan dalam mengaji, menjadi penguatan pendidikan agama bagi anak didik.



Gandes Nurillah menjabarkan, “Mayoritas anak didik disini juga mengikuti pendidikan agama di TPQ desa. Sehingga dengan pembiasaan mengenal, mengeja, dan membaca huruf hijaiyah dasar di sekolah, makin memudahkan seraya melancarkan pemahaman anak didik terhadap bahan bacaannya.”


Anak didik membaca iqra sebagai dasar mengaji. (Donny)

Sama halnya di ekstrakurikuler Tari. Pembina Tari TK PGRI III Kesamben, Luluk Khotimah, S.Pd. menerangkan, penguatan berjenjang menjadi praktik dasar dalam mengembangkan bakat minat anak didik di dunia seni.

“Sedari kelompok A, anak didik telah dirangsang untuk menari dengan iringan musik yang familiar dan membuat gerakan tari sederhana. Kemudian, ketika memasuki kelompok B tari akan dikembangkan lebih kompleks, dengan konsep tari tradisional. Tatkala proses peralihan konsep dan metode ini, anak didik memang harus dibuatkan suasana yang menyenangkan sehingga dalam belajar menari juga seperti halnya bermain,” ujar Luluk Khotimah.

Proses latihan menari. (ist)

Sementara itu, Guru Kelompok B TK PGRI III Kesamben, Siti Choiriyah, S.Pd. membenarkan, dengan teknik menari yang seperti bermain, maka dapat memuluskan tujuan menumbuh kembangkan aspek perkembangan anak didik. Mulai dari konsentrasi, kepercayaan diri serta motorik kasar. Dalam memaksimalkan ketiga aspek tersebut, pada setiap ajaran baru ekstrakurikuler tari selalu dipentaskan dihadapan wali anak didik.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama