![]() |
Senen saat memberikan sambutan. (Rabitha) |
Heri Hendro Wahyudi mengatakan
bahwa praktik pembelajaran berbasis kesenian lokal tersebut juga langsung
diajarkan oleh seniman legendaris, diantaranya yakni kesenian Besut dengan
pemateri Rojikin, Seni Sandur Manduro pemateri Syafii, Seni Jula-Juli pemateri
Heri Hendro Wahyudi. Kesemuan seni tersebut akan secara bertahap diajarkan
kepada para guru yang harapannya pada tahun ajaran mendatang bisa
diejawantahkan kepada peserta didik baru.
Senapas dengan pernyataan diatas, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari, M.Pd. mengatakan bahwa forum MGMP Bahasa Jawa harus menjadi pertemuan yang menarik dan penuh inovasi. Disdikbud Kabupaten Jombang siap memberikan arahan atau fasilitas untuk mendukung berkembangnya komunitas ini, seperti mempersilahkan penggunaan Aula III untuk pertemuan rutin sehingga perihal jarak sudah tak jadi masalah.
![]() |
Para peserta Workshop. (Rabithah) |
“Selain itu harus ada sinergitas dan koordinasi dengan Bidang Kebudayaan, sebab beberapa program banyak yang relevan seperti penguatan kompetensi kesenian dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang bertumpu pada kearifan lokal. Selanjutnya, untuk mewujudkannya juga diperlukan kerjasama dengan masyarakat lokal desa, seperti pada saat agenda bersih desa, penguasaan sejarah desa, wisata desa dan masih banyak lagi,” ujar perempuan berpengalaman mengajar Bahasa Jawa ini.
Praktik lembar kerja saat Workshop. (Rabithah)
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kabupaten Jombang Senen,S.Sos., M.Si. menyampaikan bahwa semua program yang digagas ini juga harus selaras guna mendukung tumbuh kembang kearifan lokal Jombang. Karena, selain peserta didik harus pandai berbahasa jawa dengan kemampuan kognitif yang baik, di sisi lain juga harus diimbangi dengan karakter dan tata krama. Diharapkannya pula, program Berbahasa Jawa Satu Hari Dalam Seminggu tetap dibumikan untuk mendukung langkah kongkret penguatan karakter kedepannya. ■rabitha maha