DIWEK – Membaca judul di atas, sekilas pembaca akan sedikit mengkerenyitkan dahi. Seraya menebak, bagaimana dan seperti apa Sangu Sabu di SDN Ngudirejo I Diwek ?


Hasil penelusuran penulis pada (30/11/2023) lalu membuktikkan, Sangu Sabu di SDN Ngudirejo I Diwek bukanlah kegiatan negatif. Sebagaimana yang kita bayangkan ketika membaca judul liputan di atas. Kepala SDN Ngudirejo I Diwek, Basyori, S.Pd. menerangkan, Sangu Sabu ialah akronim dari Satu Minggu Satu Buku. Pada implementasinya, Sangu Sabu merupakan pengembangan program peningkatan literasi peserta didik.


Baca Juga : Siap Kerja Dari Jombang Ke Jepang


“Sangu Sabu sendiri digiatkan setelah adanya hasil rapor pendidikan yang masih terdapat catatan merah untuk capaian hasil literasi di SDN Ngudirejo I Diwek. Artinya penguasaan literasi untuk memahami isi bacaan kemudian menerjemahkannya ke bentuk karya tulis maupun visual belum optimal. Oleh karenanya, Sangu Sabu sejak tahun 2022 lalu telah mewajibkan pembiasaan berliterasi peserta didik kelas I-VI, dengan laku membaca buku fiksi, cerita, dongeng, novel selama 10-15 menit sebelum berlangsungnya jam pembelajaran,” tutur Basyori.


Dian Widyalistyorini saat mendampingi peserta didik
berliterasi. (Donny)


Guru Kelas VI sekaligus koordinator Sangu Sabu SDN Ngudirejo I Diwek, Dian Widyalistyorini, S.Pd. menambahkan, akses dan penyediaan bacaan memang tidak berupa buku mata pelajaran. Hal ini sengaja dipisahkan sebab, dengan membaca banyak buku dongeng, cerita, novel, maupun fiksi, kemampuan linguistik peserta didik dapat meningkat.


“Sejurus itu pula, daya kreasi dan imajinasi peserta didik juga mampu terasah. Terlebih, dalam Sangu Sabu yang juga bagian pengembangan dari Gerakan Literasi Sekolah, hasilnya lebih konkret. Sebab, konteks literasi yang dimaksudkan tak sebatas pada program baca tulis. Tetapi juga, memupuk rasa percaya diri dan keberanian untuk mampu berpendapat seraya menceritakan serta mengulas kembali hasil bacaan dalam bentuk presentasi di kelas,” imbuh Dian Widyalistyorini.


Salah satu Pojok Baca di SDN Ngudirejo I Diwek. 
(Donny)

Tak hanya itu, setiap pekannya juga terdapat kegiatan visualisasi tentang bacaan yang telah diselesaikan oleh peserta didik. Baik dalam bentuk komik, tulisan pendek, ataupun cerita bergambar. 


“Dalam bentuk karya peserta didik telah mampu menguasai bacaannya. Meskipun tidak seluruhnya mencapai tahapan yang sama. Akan tetapi, di samping karya dan linguistik yang telah meningkat, dari Sangu Sabu ini peserta didik turut terbentuk sikap disiplin dan karakter positifnya," imbuh Basyori.


Bentuk literasi dasar di Program Sangu Sabu.
(Donny)

Terakhir, Basyori juga berpendapat bahwa, sikap positif dari Sangu Sabu bisa di dapat, karena dari apa yang sudah dibaca, peserta didik mampu menyerap intisari cerita untuk kemudian diamalkan di kesehariannya. Lewat pengarahan para guru. ■ donny darmawan

Lebih baru Lebih lama