Mengapa literasi matematis di kelas rendah itu penting ? Sebab, literasi matematis di kelas rendah merupakan kunci dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan pemahaman anak-anak tentang matematika. Literasi matematis juga sebagai dasar untuk pengetahuan matematika yang lebih tinggi yang dapat membantu anak membangun konsep dasar seperti bilangan, operasi hitung, geometri, pengukuran dan pemecahan masalah. Literasi matematika didefinisikan sebagai kemampuan seseorang individu merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Termasuk di dalamnya bernalar secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dalam menjelaskan serta memprediksi fenomena.


Sebagai bekal keterampilan hidup mereka, Anak-anak yang memiliki keterampilan literasi matematis yang baik akan lebih percaya diri dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan matematika dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya mengelola keuangan pribadi, mengukur benda, menghitung banyak benda, belajar merumuskan dan menguji hipotesis, mengidentifikasi pola, dan membuat hubungan antara konsep matematika. Pendidikan matematika yang dilaksanakan dengan baik di kelas rendah akan mendorong munculnya sebuah kreativitas. Anak-anak diberi contoh untuk mencari solusi yang kreatif untuk memecahkan sebuah permasalahan matematika. Solusi tersebut juga bisa diterapkan untuk konteks lain.


Wiwin Fida Yanti saat mengajar di kelas. (ist)

Dalam literasi matematika, tingkat kemampuan siswa dalam penalaran matematika masih rendah, terutama pada pemahaman tentang konsep matematika, penalaran dan penerapan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuktikan bahwa proses pengajaran matematika di kelas belum bermakna bagi siswa dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan mempraktekkan kembali secara visual atau model tentang penjabaran konsep matematika. Oleh karena itu, pembelajaran literasi matematis di SD diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi matematika khususnya dan semua mata pelajaran pada umumnya serta meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill).


Untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa di sekolah, perlu adanya usaha untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Peran pendidikan sangat penting untuk mewujudkan hal ini. Proses pembealajaran matematika bisa dilaksanakan dengan memberikan kesempatan atau pengalaman kepada siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya. Dengan cara inilah siswa dapat menggali kemampuan literasi matematisnya dan mengembangkannya. Kegiatan literasi tidak hanya membaca dan menulis saja, tetapi juga mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber belajar seperti dalam bentuk cetak, digital, visual dan audio.


Kegiatan yang bisa diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan literasi siswa di sekolah yaitu mengadakan kegiatan pembiasaan membaca yang menyenangkan di kelas bersama dengan teman sekelas dan guru. Kegiatan pembiasaan ini bisa memunculkan minat siswa terhadap membaca dan meningkatkan keterampilan membaca bagi siswa yang sudah terbiasa dengan literasi. Tumbuhnya minat baca pada anak merupakan kunci awal untuk perkembangan kemampuan literasinya. Guru dapat melakukan kegiatan pengembangan literasi dengan mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan pengalaman pribadi atau kegiatan sehari-harinya sehingga siswa bisa berpikir kritis dan bisa mengolah kemampuan yang ingin dikembangkan. Dalam hal ini literasi matematis pada kelas rendah juga bisa diterapkan dengan menggunakan kegiatan pembiasaan literasi matematis. Untuk membuat kegiatan pembiasaan literasi matematis tentunya ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:

 

a.      Kemampuan siswa untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah matematika

b.      Topik yang ada dalam materi matematika

c.   Kemampuan untuk menggunakan konsep matematika pada lingkungan yang berbeda seperti sekolah, rumah, dan masyarakat sekitar


Penggunaan matematika dalam praktik kehidupan sehari-hari disebut sebagai aplikasi matematika, dan guru hendaknya dalam pembelajaran mampu memfasilitasi siswa tentang penggunaan atau manfaat matematika dalam kehidupan nyata. Berikut ini contoh penerapan pembelajaran dengan literasi matematis di kelas rendah, salah satunya di kelas 3. Pembelajaran matematika di kelas 3, yang menggunakan ketrampilan literasi saat mencari konsep dasar sifat-sifat bangun datar dimana pembelajarannya adalah memanfaatkan kardus snack sebagai media pembelajarannya. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Siswa diajak menemukan sendiri sifat-sifat bangun datar yaitu ada berapa sisi bangun persegi panjang, persegi, segitiga, dan lingkaran dengan menunjukkan pada benda tersebut.


Siswa-siswi Wiwin Fida Yanti. (ist)

Menghitung ada berapa titik sudut dengan menunjukkan pada bangun datar masing-masing. Setiap kelompok akan mempresentasikan hasil dari penemuan itu di depan kelas. Siswa diperbolehkan bertanya hal-hal yang belum diketahui atau belum jelas saat pembelajaran. Guru memberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk menggali kemampuan berpikir siswa tentang materi yang telah dipelajari untuk dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Di akhir pembelajaran, siswa membuat evaluasi dengan membuat peta konsep tentang sifat-sifat bangun datar yaitu persegi panjang, persegi, segitiga dan lingkaran. Guru melakukan refleksi tentang hal-hal yang belum dipahami dan membuaut kesimpulan bersama siswa kemudian memberikan selembar kertas kepada setiap siswa untuk membuat sebuah cerita tentang pembelajaran yang telah dilakukan hari ini.


Literasi matematis di kelas rendah dapat berperan dalam pengembangan karakter, kecerdasan emosional, kesempatan berkarir, menghubungkan matematika dengan ilmu lain dan sikap kompetitif. Dalam hal pengembangan karater, anak-anak akan belajar tentang sikap ketekunan, kerja sama dan membuat solusi untuk sebuah masalah dengan pemecahan masalah matematika.


Wiwin Fida Yanti. (ist)

Secara umum, literasi matematis di kelas rendah merupakan fondasi penting untuk perkembangan karakter pribadi dan akademik anak-anak. Guru perlu membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal cerita khususnya soal cerita dengan tipe terbuka (openended) serta melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk memotivasi siswa agar terlibat secara aktif dan terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Hal ini merupakan kunci untuk membantu anak-anak menjadi individu yang berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan matematika dan kehidupan sehari-hari.


Penulis : Wiwin Fida Yanti, S.Pd. (Guru Kelas VI SDN Brambang Diwek Jombang)



Lebih baru Lebih lama