Kesadaran tentang lingkungan hidup sudah semestinya dipahami dan dipraktikan sejak usia dini. Namun hal itu dapat terjadi jika teladan dilakukan oleh guru secara rutin. Latar belakang inilah yang  mendorong terciptanya Alat Permainan Edukatif (APE) bernama ROBELA. Seperti apa prosesnya?

Sebut saja namanya Yuliatin, S.Pd., seorang guru sekaligus Kepala TK Al Ghofar, Ploso yang cukup menyedot perhatian saat Lokakarya Calon Guru Penggerak (CGP) 2024. Acara yang dilangsungkan di Aula SMK Negeri 3 Jombang itu memang menyajikan beragam inovasi dengan ide-ide cerdas dan menginspirasi. Yuliatin kala itu dengan menenteng sebuah boneka kardus berbentuk robot ia dengan tangkas dan bernas menerangkan keunikan sekaligus manfaat dari alat bermain ciptaannya.



Menggunakan sumberdaya sekitar sekolah berupa bahan bekas sebagai alat pembelajaran, Yuliatin mampu menciptakan Robot Belajar Apa Saja (ROBELA). Kehadiran ROBELA diakuinya juga berkat dukungan wali murid yang kreatif dan bersemangat untuk turut mencerdaskan peserta didik.

"Saya beruntung memiliki wali murid yang kreatif, sanggup berkolaborasi dalam hal ide hingga pengerjaan. Belajar konsep APE dari medsos, kemudian kami diskusi bersama barulah menemukan beberapa cara modifikasi. Bahkan juga ada tema baru ditambahkan ke dalam desain ROBELA, sehingga menjadi APE yang berbeda dari yang ada," jelas Yuliatin di ruang kerjanya.

'Alat ini memang terlihat sederhana, tapi untuk anak¬anak sangat penting. ROBELA sangat membantu meningkatkan kompetensi anak pada bidang kognitif, afektif, dan psikomotor," imbuh perempuan alumnus Universitas Terbuka Jombang ini.


Tidak berlebihan jika ROBELA menjadi jawara sebagai Program Inovatif dalam Lokakarya CGP karena seluruh bahannya memakai barang bekas (reuse) dan juga ramah lingkungan. Mulai tutup botol, stik es krim, kertas warna, hingga tali sepatu semua didesain menjadi tiga belas jenis permainan edukatif.


Selain menyenangkan, ROBELA juga membangun kesadaran lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Misalnya permainan menyulam, dibuat dari sedotan dipotong kecil-kecil. Juga ada permainan mengenal tekstur yang dibuat dari tusuk gigi yang ditempel.


"Penting digarisbawahi bahwa anak usia dini memerlukan media pembelajaran yang konkret, menarik tapi tidak harus mahal," tutur perempuan CGP Angkatan 11 - Kabupaten Jombang kelas 32 A ini.


Terciptanya ROBELA bukan dalam sekejap. Beberapa langkah ditempuh Yuliatin agar permainan ini menjadi kebanggaan bersama dari lembaga yang dipimpinnya. Pertama ia mengajak diskusi wali murid terkait rencana program. Selanjutnya ia juga menggali keinginan dari murid didikannya agar desain yang disusun sesuai dengan imajinasi anak-anak. Barulah tahap berikutnya menentukan jenis bahan yang harus dikumpulkan sebelum diolah menjadi ROBELA.


'Akhirnya ROBELA tercipta karena adanya lima jenis modal. Ada modal manusia yakni warga sekolah, ada modal Lingkungan yaitu barang bekas, juga ada modal sosial yakni kolaborasi warga sekolah, juga ada modal fisik meliputi sarana prasarana sekolah. Selain itu ada modal finansial baik dari dana BOS atau kas paguyuban untuk membeli lem atau pelengkap lainnya," beber Yuliatin yang juga menjabat Sekretarsi IGTKI Kecamatan Ploso ini.


Kini ROBELA terbukti hadir sebagai media yang mampu memenuhi kebutuhan belajar murid dengan beragam permainan. Dengan ROBELA murid dapat belajar jenis bilangan, urutan bilangan, penjumlahan bilangan, bentuk bangun datar, mengenal warna, jenis profesi, membedakan tekstur, merangkai huruf, mengenal jenis garis, mengenal hewan, menganyam, menyulam, dan keterampilan kemandirian. Selamat Bu Yuliatin !. 


- Arief F. Budiman

Berita Majalah Sura Pendidikan versi cetak dapat diperoleh disini 


Lebih baru Lebih lama