Shahnas Ilmi dan kolega sedang memaparkan Peta Gemilang Jombang di MAN 1 Jombang. (ist.)


JOMBANG – Laporan Utama Majalah Suara Pendidikan edisi 147/Th.XII/Agustus 2025 bertajuk Seberapa Penting Mata Pelajaran Sejarah Saat Ini? menyingkap kenyataan bahwa pelajaran sejarah masih kerap dipandang sebelah mata. Banyak peserta didik menganggapnya sekadar hafalan tanpa makna mendalam.


Menjawab tantangan tersebut, tim mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggagas proyek mini Gema Nilai Luhur Sejarah dan Geografi Jombang (Gemilang Jombang) serta Jejak Obyek Masa Lalu Ning Jombang (Jombang). Lantas, bagaimana proyek mini ini dijalankan?


Implementasi kegiatan dilakukan di MAN 1 Jombang pada Kamis (18/9). Tiga mahasiswa Prodi Pendidikan IPS Unesa yang berkesempatan mempresentasikan sekaligus memperkenalkan kedua proyek mini tersebut kepada para siswa adalah Shahnas Ilmi, Desita Putri Pratama, dan Khoirin Zakiyah.


Dalam kesempatan tersebut, Ketua Magang Prodi IPS Unesa, Shahnas Ilmi, menjelaskan bahwa proyek mini tersebut difokuskan pada pengenalan situs sejarah dan geografi lokal di Jombang melalui pendekatan kreatif dan inovatif.

“Kami mengemas dalam dua proyek mini, yakni ‘Peta Gemilang Jombang’ dan buku ‘Jombang’. Keduanya dapat digunakan siswa sebagai media bantu dalam pembelajaran sejarah di kelas, khususnya untuk mengenal jejak masa lalu daerahnya,” ujarnya.


Salah satu produk yang diperkenalkan adalah Peta Gemilang Jombang. Peta ini dirancang sebagai media pembelajaran visual yang menampilkan lokasi situs-situs bersejarah di 21 kecamatan se-Kabupaten Jombang.


Selain itu, tim juga menyusun buku berjudul Jejak Obyek Masa Lalu Ning Jombang (Jombang). Buku ini berisi uraian singkat mengenai situasi sejarah dan geografi di setiap kecamatan, lengkap dengan foto pendukung.


Antusiasme siswa mengikuti sosialisasi Peta Gemilang dan Jombang. (ist.)


Menurut Shahnas Ilmi, keberadaan buku tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan bagi siswa sekaligus referensi bagi guru sejarah di kelas.


“Buku Jombang kami susun dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa. Di dalamnya terdapat penjelasan ringkas tentang peristiwa dan situs penting di setiap kecamatan. Harapannya, siswa dapat memahami dan menghargai warisan sejarah serta kondisi geografis Jombang,” harapnya.


Antusiasme siswa terlihat jelas dari partisipasi aktif mereka sepanjang kegiatan. Beberapa di antaranya bahkan melontarkan pertanyaan kepada pemateri. Kegiatan ini juga dirangkai dalam sosialisasi arsip anak dan pemaparan materi Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) oleh perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang. Reporter: Dimas B. Aditya.
Lebih baru Lebih lama