Merasakan Es Dawet Ngledok buatan Mbak Emi memang sangat cocok, apalagi di tengah cuaca panas terik yang menyengat. Ketika menyeruputnya, Anda akan menyecap cita rasa gurih dari dawet dan santan yang diperas dari kelapa tua serta rasa manis yang tidak berlebihan karena menggunakan gula aren atau gula jawa akan menjadi pengalaman tersendiri bagi indra pengecap Anda.

TEMBELANG, MSP – Dawet merupakan salah satu jenis minuman yang sudah sangat familiar dan paling mudah kita temukan di sekitar tempat tinggal kita. Dawet Jepara misalnya, Anda akan lebih mudah mengenali karena di lapak penjual dawet itu dipajang mangkuk dawet yang terbuat dari keramik tanah liat. Atau Dawet Ayu Banjarnegara, di lapaknya biasanya dihiasi ornamen punokawan yakni semar dan gareng atau petruk.

Namun kini tidak harus dengan datang langsung ke kota asalnya, jika hanya sekedar ingin mencicipi dawet yang rasanya sudah melegenda itu. Di beberapa daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, dawet bisa juga kita nikmati di sana. Di Jombang sendiri terdapat warung dawet legendaris yang konon sudah ada sejak tahun 1947. Yaitu Warung Spesial Es Dawet Ngledok.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Es Dawet tersebut, saya mencoba mendatangi sebuah dusun yang berada di Desa Mojokrapak. Yaitu Dusun Ngledok, ini yang menjadikan warung tersebut dinamai Es Dawet Ngledok. Es Dawet ala Mbak Emi sang pemilik ini tidak kalah dengan di daerah lain. Rasanya yang segar dan nikmat ini menjadikan warung es dawet ini tidak pernah sepi oleh pengunjung.

Dawet Ngledok memiliki keunggulan rasa, harum dan kekenyalan dawet yang sulit disamakan dengan yang lain. Dibuat dengan bahan dasar tepung beras dengan warna hijau dari daun pandan asli dan dicampur perasan santan kental yang putih beserta warna coklat yang ditimbulkan dari gula merah yang dilelehkan membuat perpaduan warna yang apik sesaat disuguhkan diwadah mangkuk kramik ala warung tersebut.

Merasakan Es Dawet Ngledok buatan Mbak Emi memang sangat cocok, apalagi di tengah cuaca panas terik yang menyengat. Ketika menyeruputnya, Anda akan menyecap cita rasa gurih dari dawet dan santan yang diperas dari kelapa tua serta rasa manis yang tidak berlebihan karena menggunakan gula aren atau gula jawa akan menjadi pengalaman tersendiri bagi indra pengecap Anda.

Agar lebih terasa segar hingga ketenggorakan, tidak lupa Mbak Emi memberikan potongan-potongan kecil es batu di dalam wadah santan. Tidak hanya menggunakan isi dawet yang berwarna hijau saja, warung Es Dawet Ngledok ini juga mencampurkan beberapa puding kenyal berwarna merah dan putih. Dengan begitu seporsi es dawet akan membuat Anda merasa kenyang sekaligus membuat dahaga menjadi hilang.

Meski bahan untuk membuatnya ini sangat sederhana, namun rasanya yang nikmat sukses menghipnotis banyak orang untuk menyukai es ini. Salah satu pelanggan yang bekerja di salah satu bank di Jombang mengatakan bahwa dirinya sering mampir di warung ini sejak masih bujang dahulu. Entah waktu pulang kantor atau pas dalam perjalanan dan melintas di daerah ini. Dia menjelaskan sampai saat ini rasa dan menu jajanannya tetap sama seperti yang dahulu. Tetap enak dan maknyus.



Tidak hanya menyuguhkan es dawet saja, Mbak Emi juga menyediakan jajanan gorengan yang siap menemani Anda ketika menikmati minuman yang segar itu. Diantaranya adalah tahu kuning, dadar jagung, pisang goreng, kue cucur, dan masih banyak lagi. Di situ juga disediakan bumbu petis pedas yang akan menggoyangkan lidah Anda ketika mencampurkannya kedalam jajanan tersebut.

Hal lain yang selalu diperhatikannya adalah kebersihan, baik itu warungnya maupun peralatannnya tidak luput dari sesuatu yang selalu dijaganya. Setiap kali ada pembeli yang sudah selesai menyantap es dawetnya sang suami langsung membersihkan meja dan mangkuk bekas dawet. Hal itu diungkapkan karena minuman itu mengandung gula dan jika tidak segera di bersihkan akan menjadi lengket dan mengganggu pembeli lainnya.

Setiap harinya sekitar 500 porsi dawet selalu ludes dalam sehari. Warung ini biasa buka sekitar pukul 08.00 WIB biasanya akan habis paling lama sekitar pukul 16.00 WIB.

“Tergantung cuaca kalau lagi panas kadang jam 13.30 WIB juga sudah habis, kalau musim hujan yang sampai sore kadang sampai menjelang Maghrib,” ujar Mbak Emi.

Jika melintas di Desa tersebut ada baiknya Anda menikmati kuliner ringan yang satu ini. Selamat Mencoba. aditya eko


Lebih baru Lebih lama