Oppi Oktapriyono mengawali kegiatan koleksinya dari tokoh pahlawan animasi Ultraman. Memang saat kepemilikan pertamanya belum terpikir untuk menjadi seorang kolektor action figure, akan tetapi berjalannya waktu minat akan kegemarannya terhadap benda yang tergolong jenis replika ini semakin meningkat. 

JOMBANG, MSP – Kecintaan kepada sesuatu di masa kecil terkadang sangat berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang ketika sudah dewasa. Seperti yang tengah ditekuni oleh Rudi Hermawan Oktapriyono. Laki-laki berprofesi sebagai seorang seniman itu menjadi salah satu kolektor action figure karakter anime terbanyak dan berpengaruh di Jawa Timur.

Diawali kegemaran melihat film kartun ‘Ultraman’ semasa duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), laki-laki yang disapa Oppi Oktapriyono ini pun mengawali kegiatan koleksinya dari tokoh pahlawan animasi tersebut. Memang saat kepemilikan pertamanya belum terpikir untuk menjadi seorang kolektor action figure, akan tetapi berjalannya waktu minat akan kegemarannya terhadap benda yang tergolong jenis replika ini semakin meningkat.

“Lebih tepatnya sejak SMP, ketekunan mengoleksi pun mulai tumbuh. Bermula dari menyisihkan uang saku dan transportasi, setidaknya satu mainan dalam seminggu bisa terealisasi menambah daftar koleksi,” jelas Oppi.

Selain terinspirasi dari tokoh kartun semasa kecil, hobi membaca komik pun menjadi latar pendukung mencintai kegemaran yang identik dengan anak-anak ini. Beberapa kali bapak tiga anak itu meminta buah hatinya untuk membelikan mainan serupa di pedagang keliling di depan sekolah. Bahkan sesekali bila kedapatan sang anak memiliki karakter favoritnya, tidak jarang juga bertukar mainan sesuai kehendak sang buah hati.

Meski ribuan action figure sudah tampak memenuhi ruangan seluas 3x4 meter bagian depan rumahnya, tetapi perburuan mencari koleksi tambahan pun tetap dilakukan hingga sekarang. Untuk mendapatkan satu koleksi, laki-laki asal Kudus tersebut harus pandai menjalin jaringan antar sesama kolektor. Sebab banyak barang tiruan beredar di pasaran, bentuk bisa serupa dengan produk asli tapi kualitas ataupun produsen terkadang berbeda.

Terlebih apabila benda dambaan tersebut merupakan salah satu produk yang laris diburu di pasaran ataupun tidak diproduksi secara masal. Koneksi antar sesama kolektor harus terjalin dengan baik, agar pertukaran informasi perkembangan action figure bisa berjalan maksimal.

Ketika menambah koleksi, Oppi mendapatkannya dengan beberapa varian harga. Mulai dari sekelas mainan yang diperuntukkan bagi anak-anak hingga dikhususkan usia remaja ke atas. Untuk replika bagi anak-anak koleksinya didapat dengan harga 5 ribu hingga 15 ribu rupiah, sedangkan untuk usia remaja ke atas berkisar antara 150 ribu sampai puluhan juta rupiah.

Dilain itu seorang kolektor harus bisa mencari celah guna mendapatkan benda ini. Banyak kolektor di luar sana saling berebut benda serupa, tidak jarang juga harus merogoh kocek agak dalam melalui jejaring sosial lokal hingga ke jaringan portal luar negeri. Bahkan bila dirupiahkan, salah satu koleksinya saat ini ada yang mampu menembus angka 50 juta rupiah.

“Memang bagi sebagian orang yang tidak menekuni hobi serupa, kegiatan ini terlihat menghamburkan uang. Tetapi bagi kami ketika mendapatkan sebuah karakter idaman, otomatis akan memberikan kepuasan tersendiri,” kekeh laki-laki berkacamata tersebut.

Ketika hendak menambah sebuah koleksi tidak selalu terpaku pada barang baru saja, Oppi memiliki alternatif dengan mencari referensi barang cuci gudang seorang pecinta maianan lain. Hanya saja, ketelitian membeli maianan ‘bekas’ harus benar-benar diperhatikan agar tidak kecewa di kemudian hari.

Laki-laki yang juga ahli membuat sketsa itu pun menuturkan, “Keluar masuk pasar loak sering saya lakukan. Banyak benda-benda masa kecil dijumpai di setiap lapak penjual barang bekas. Bukan masalah harga atau berapapun jumlah koleksi, tetapi kepuasan ketika menemukan mainan favorit menjadi tujuan utamanya,”  fakhruddin
Lebih baru Lebih lama