Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jombang, Dr. Isrofil Amar, M.Ag., psiko-sosial teritorial telah menjadi tekat dan rumusan yang disepakati untuk melangsunghkan kehidupan berbangsa penuh martabat.

JOMBANG – Keberagaman menjadi modal utama dalam membangun ikatan yang kuat dalam kesatuan bangsa Indonesia. Supaya dapat tercapai maka dibutuhkan seluruh peran masyarakat, tidak luput juga para generasi mudanya karena sebagai penerus bangsa kedepan. Sehingga tidak dipungkiri bahwa bangsa ini memiliki karakter unggul dari tiap perbedaan tersebut diantaranya bermacam-macam agama yang diakui oleh negara. Oleh karena itu, walau terbentang dari Sabang hingga Merauke semuanya sudah terikat dalam semangat psiko-sosial teritorial.

Menurut Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jombang, Dr. Isrofil Amar, M.Ag., psiko-sosial teritorial telah menjadi tekat dan rumusan yang disepakati untuk melangsunghkan kehidupan berbangsa penuh martabat. Perbedaan sudah bukan lagi menjadi akar permasalahan, justru kekuatan yang dapat memabangun Indonesia sesuai cita-cita dalam ikatan Bhineka Tunggal Ika. Selanjutnya pelbagai pilar lain seperti Pancasila, UUD 1945, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin meneguhkan posisi Indonesia sebagai bangsa yang berkarakter.

Baca Juga : Tahun Pelajaran 2019/2020 PKn Integrasikan Pendidikan Antikorupsi

Di era yang serba canggih ini, Isrofil Amar juga melihat peran pemuda sekarang lebih diunggulkan dalam menciptakan kekuatan sosial dan moral. Mereka akan menjadi agen perubahan, pembangunan, serta berkontribusi banyak di setiap lini. Mulai dari menebar jaringan, mengawasi kinerja pemerintahan, menambah wawasan, dan menciptakan organisasi kepemudaan merupakan realisasi kekuatan sosial. Sedangkan kekuatan moral lebih melaksanakan ajaran agama, memiliki etika yang baik, sekaligus semakin membumikan budaya Indonesia.

“Untuk itu pelbagai konflik dengan latarbelakang perbedaan dapat ditekan dengan pemahaman yang baik. Sehingga bentuk fanatisme sempit, isu yang mengadu-domba, ragam ideologi, dan degradasi moral seharusnya mampu dikurangi dengan peran pemuda yang semakin nyata,” ungkap Isrofir Amar saat menjadi narsumber dalam Seminar Kebangsaan Bagi Organisasi Pemuda dan Pemuda Lintas Agama (19/6) di Gedung KPRI Sejahtera.

Sementara itu narasumber lain, Pasi TER Kodim 0814 Jombang, Lettu Inf Khoirul Sunaryo, melihat pemuda mesti mampu mengaktualisasikan Nilai Sesanti Bhineka Tunggal Ika demi keutuhan NKRI sepanjang zaman. Esensi nilai itu dicermikan melalui toleransi, keadilan, dan gotong-royong.

Khoirul Sunaryo juga menambahkan, “Semboyan tersebut merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara hal yang satu dan yang banyak, yakni kesatuan dalam kemajemukan. Maka selaras dengan Sesanti Bhineka Tunggal Ika dalam pernyataan dan semangat Bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kesatuan.” chicilia risca

Data Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah di Provinsi Jawa Timur 2010 FKUB Jombang


No.
Pemeluk Agama
Prosentase
Tempat Ibadah
Jumlah
1.
Islam
95,9%
Masjid dan musala
199.523
2.
Kristen
2,5%
Gereja Kristen
2.442
3.
Katolik
1,3%
Gereja Katolik
511
4.
Budha
0,54%
Pura
344
5.
Hindu
0,47%
Wihara
255
6.
Konghucu
0,13%
Klenteng
247
Lebih baru Lebih lama