Penggagas GLS, Prof. Satria Dharma mengaku tidak menyangka bahwa semangat dari SMP Negeri 3 Peterongan menghasilkan duapuluh judul buku. Hal ini membuktikan bahwa GLS di sekolah dilaksanakan dengan optimal, tahapannya tidak hanya pada pembiasaan membaca selama lima belas menit. Melainkan sudah bisa mencipatakan sebuah karya.

PETERONGAN – Hampir satu dekade, dunia literasi Indonesia disuguhkan beragam data yang menunjukkan bahwa indeks minat baca dan tingkat melek literasi di Indonesia tergolong rendah. Beragam program dibesut untuk menaikkan angar angka literasi di Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang sudah diinisiasi sejak tahun 2015 lalu.

Empat tahun berjalan, GLS memiliki progress beragam di setiap lembaga pendidikan. SMP Negeri 3 Peterongan menjadi salah satu lembaga yang berhasil menaikkan level GLS-nya. Tidak hanya membiasakan warga sekolahnya untuk melakukan kegiatan membaca limabelas menit sebelum jam pertama pembelajaran dimulai, sekolah yang berada dalam komplek Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang ini berhasil mendorong untuk produktif menuangkan karyanya hingga akhirnya terbentuk dalam beberapa jenis judul buku.

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Peterongan sekaligus Sosialisator Program Literasi Nasional wilayah Jombang, Faiqotur Rosidah, M.Pd mengatakan bahwa untuk mendorong warga sekolah agar tergerak serta mau menulis dan membuat sebuah buku bukanlah pekara mudah. Perlu dorongan yang kuat dan tidak henti agar mereka percaya diri.

Baca Juga :
Ke Sekolah dengan Sepeda Tua Teladani Orang Tua

“Satu yang pasti, tidak ada kata bosan untuk mengajak serta mendorong agar peserta didik ataupun guru untuk mau berkarya. Langkah lainnya adalah dengan memberikan contoh nyata bahwa dengan memiliki hasil karya yang diakui, bisa memberikan beragam manfaat dan keuntungan,” ujar Faiqotur Rosidah.

Bersyukur, usaha yang dilakukannya itu kemudian membuahkan hasil. Sepanjang tahun 2019, warga SMP Negeri 3 Peterongan berhasil menciptakan hampir lebih kurang sebanyak duapuluh judul buku. Buku-buku itu terdiri atas antalogi puisi atau cerpen yang dibuat oleh para peserta didik juga guru. Keberhasilan ini juga berkat dukungan dari lembaga Gerakan Menulis Buku Indonesia (GMBI) yang memiliki program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB). Mengikuti program ini warga sekolah menjadi terpacu untuk menciptakan lebih banyak buku.

Untuk menandai keberhasilan yang sudah dicapai sekaligus untuk memperingati Bulan Bahasa, SMP Negeri 3 Peterongan pada Minggu (3/11) menggelar. Selain untuk me-launching duapuluh judul buku yang sudah dihasilkan, Felis SMP Negeri 3 Peterongan juga dimeriahkan dengan Lomba Cipta Opini bagi peserta didik SMP/MTs sederajat Se Jawa Timur dan Lomba Baca Puisi bagi peserta didik SD/MI sederajat Se Kabupaten Jombang.

Penggagas GLS, Prof. Satria Dharma yang juga hadir dalam acara tersebut mengaku tidak menyangka bahwa semangat dari warga SMP Negeri 3 Peterongan berhasil membuat mereka menghasilkan duapuluh judul buku. Hal ini membuktikan bahwa jika GLS di sekolah dilaksanakan dengan optimal, tahapannya tidak hanya semata berhenti pada pembiasaan membaca selama lima belas menit. Melainkan sudah bisa sampai mencipatakan sebuah karya.

“Tantangan yang selama ini banyak dihadapi dalam pelaksanaan GLS di sekolah adalah belum adaya rekomendasi buku yang selaiknya dibaca peserta didik sesuai dengan jenjangnya. Selain itu, tantangan dalam menyiapkan fasilitas buku juga menjadi kendala. Diperparah dengan belum adanya kurikulum menulis dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sehingga perlu adanya kreativitas dari guru untuk bisa mengembangkan GLS hingga sampai dalam tahap penciptaan sebuah karya,” ungkap Satria Dharma.

Kedepannya ia berharap semoga SMP Negeri 3 Peterongan bisa menjadi contoh dan semakin banyak sekolah yang meniru jejaknya untuk mendorong warga sekolahnya untuk mencipatakan sebuah karya literasi. Meski sederhana, karya itu akan menjadi sebuah hasil karya yang bisa dikenang sepanjang masa sekaligus menjadi penyumbang untuk menyukseskan GLS yang dilaksanakan oleh pemerintah. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama