SD Jombatan 3 Jombang, meraih juara II dalam lomba Paguyuban Peminat Seni Tradisi (PPST) tingkat Jawa Timur. Unjuk karya seni yang bertema “Peningkatan Apresiasi Pemberdayaan dan Pengembangan Seni Tradisi” dilaksanakan di Gedung Kesenian Cak Durasim – Taman Budaya Surabaya Jawa Timur.

JOMBANG, MSP – Jombang kembali tebarkan harumnya dalam dunia pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD). SD Jombatan 3 Jombang, meraih juara II dalam lomba Paguyuban Peminat Seni Tradisi (PPST) tingkat Jawa Timur. Unjuk karya seni yang bertema “Peningkatan Apresiasi Pemberdayaan dan Pengembangan Seni Tradisi” dilaksanakan di Gedung Kesenian Cak Durasim – Taman Budaya Surabaya Jawa Timur, pada Kamis (5/10). Diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium, Pelatihan dan Pengembangan Kesenian (LPPK) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim.

Penampilan kemasan seni pertunjukan antar komunitas atau kelompok ini bersifat kompetitif, dengan unsur tari, musik, teater dan sastra sebagai media kreativitas dalam bentuk pengemasan yang artistik dan bersumber pada kearifan lokal daerah. Terdiri dari penari, lakon, vokal dan pemusik, dengan jumlah 24 peserta didik yang tergabung dalam kelas II hingga VI. Kegiatan yang diikuti oleh tingkatan SD/MI sebanyak 46 sekolah dengan katagori usia 7-12. Merupakan kolaborasi dari ekstrakurikuler karawitan, tari, dan teater sastra.

Guru Kesenian sekaligus sebagai penulis naskah, Imam Ghozali AR menjelaskan, “Ide penggarapan ‘Satya Sejati’ berpijak dari reinterpretasi kesenian Wayang Topeng Jatidhuwur, Kesamben dalam perspektif anak muda yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Tentunya hal ini tetap mengacu pada sebuah spirit ketradisian dari Wayang Topeng Jatidhuwur.”

Sutradara serta penata artistik oleh Wahyudi menjadi peran terpenting dalam prosesnya, didukung penata tari dan rias melalui Ayu Titis Rukmana Sari untuk mendalami sebuah karakter yang diinginkan.

Menurut Imam Ghozali AR, acara unjuk diri disamping itu juga untuk membina dan memberdayakan potensi seni di daerah, meningkatkan kreativitas, inovasi sekaligus memberikan wadah untuk berolah seni bagi kelompok atau komunitas seni di daerah. Memberikan ruang transformasi nilai akademik melalui pola budaya peserta didik.

“Melalui proses transformasi ini akan menghasilkan perilaku yang mandiri, karena bagi saya mendapatkan piala dan juara tidak penting, karena saat mengikuti lomba belum memperoleh juara bukan prioritas. Selama masih berstigma serta berorientasi bahwa mengikuti lomba harus menang merupakan hal keliru, melainkan berjuang mati-matian bermula dari prosesnya,” tutup Imam Ghozali AR.
chicilia risca


Lebih baru Lebih lama