Pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia ini merupakan salah satu wadah yang sangat bermanfaat bagi sebuah sistem pertanian alami untuk menjaga keseimbangan manusia dan lingkungan.

JOMBANG, MSP – Alam telah memberikan segalanya untuk manusia. Tetapi sayang demi mengejar keuntungan dan meningkatkan produksinya, petani di Indonesia seakan berlomba-lomba menaburkan pupuk kimia untuk menyuburkan tanamannya.

Penggiat tanaman organik, Akhmad Affan Fakhrudin menjelaskan, “Pupuk kimia mendongkrak produksi pertanian naik berlipat ganda. Namun ada sisi lain yang kurang diperhatikan petani. Semakin banyak pupuk dan obat kimia yang ditaburkan ke tanaman, tingkat kesuburan tanahnya juga terus menurun. Hingga pada akhirnya berpengaruh lagi pada produksi tanamannya.

Hal lain yang tidak diperhitungkan petani antara lain gangguan kesehatan manusia. Semakin banyak bahan kimia yang melekat pada sayur, buah, dan semua produk pertanian bisa berdampak negatif pada kesehatan manusia. Residu bahan kimia yang larut pada zat bahan pangan disinyalir bisa memicu berbagai jenis penyakit di dalam tubuh.

Pemilik toko Herba Asri ini menambahkan bahwa pertanian organik adalah salah satu solusinya. Pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia ini merupakan salah satu wadah yang sangat bermanfaat bagi sebuah sistem pertanian alami untuk menjaga keseimbangan manusia dan lingkungan. Sistem pertanian organik ini akan mengurangi limbah pupuk kimia serta mengurangi bahaya penyakit sangat besar kemungkinannya untuk menyerang manusia.

“Banyak jenis tanaman yang bisa dibudidayakan dalam pertanian organik diantaranya adalah tanaman pangan, seperti padi, buah, dan palawija. Kesemuanya adalah makanan yang akan masuk ke dalam tubuh manusia. Dapat dibayangkan jika tanaman pangan itu diberi banyak pupuk kimia dan pesisida. Kandungan makanan itu akan menbawa bakteri penyakit untuk tubuh. Untuk itu, pemilihan bahan makanan harus benar-benar dijamin bersih dan terhindar dari bahan-bahan kimia,” ujar laki-laki yang sudah memulai bertanam tanaman organik bertahun-tahun tersebut.

Bahan makanan organik juga ditandai dengan proses pembusukannya yang lebih cepat terurai dalam tanah. Penguraian tanaman ini akan dijadikan pupuk kembali untuk tanaman-tanaman yang baru. Siklus lingkungan tersebut sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan alam sekitarnya.

Kini tanaman organik ini diburu dimanapun berada. Ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah sadar akan bahaya bahan makanan non-organik. Mengerti akan kesehatan mulai merambah dalam gaya hidup masyarakat. Tanaman dikategorikan sebagai tanaman organik tidak hanya tanpa menggunakan pupuk kimia saja, tetapi juga tidak memakai bahan kimia untuk menggemburkan tanah sebagai lahan tanamnya.

Akhmad Affan memaparkan, “Disinilah perbedaan antara pertanian organik dan hidroponik. Pertanian organik menghasilkan produk yang sehat dan ramah lingkungan, karena bebas bahan kimia, seperti pestisida. Sementara itu sistem pertanian hidroponik menggunakan air sebagai media tanam, tidak akan mencemari lingkungan. Tetapi tanamannya juga memerlukan asupan makanan, karena itu airnya diberi kalium, nutrium, potasium, dan sebagainya yang dimana itu didapatkan dari bahan kimia.”

Selain itu, tambah laki-laki asal Mojokerto tersebut, dalam pertanian organik sangat menentang tanaman transgenik (rekayasa genetik). Tanaman itu telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Dari segi kesehatan, tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia.

Budidaya Tanaman Organik

Hal utama yang perlu disiapkan dalam budidaya tanaman organik adalah media tanam. Menurut Akhmad Affan sayuran organik dapat ditanam pada dua media, yaitu tanah langsung atau pot. Keduanya memerlukan perlakuan yang berbeda, persiapan lahannya pun berbeda. Untuk lahan yang berupa tanah dapat membuat green house dengan pelindung plastik sebagai atapnya. Ini sangat membantu pertumbuhan sayuran organik dari terik matahari, tetesan hujan, dan hama.

“Untuk media di pot atau polybag, hanya perlu membuat campuran tanah dan kompos. Disini kompos harus benar-benar matang dan baik, karena jika tidak akan mengundang hama,” kata Akhmad Affan ketika ditemui di kediamannya.

Perawatan untuk tanaman organik tidaklah sulit, hanya saja perlu memberikan perhatian lebih untuk setiap hari memeriksanya. Pemeriksaan ini sangat penting guna untuk menghindari sayuran organik dari serangan hama dan penyakit. Selain itu penyiraman secara rutin setiap pagi dan sore dengan kadar yang pas, sehingga tidak menyebabkan tanah becek.

“Tanaman organik memang sangat rentan diserang hama. Untuk dapat mengendalikan hama dapat dilakukan pengendalian secara fisik. Semisal dengan membuang secara langsung, menangkap atau memancingnya agar hama pergi dengan sendirinya,” ungkap laki-laki bertubuh tegap itu.

Selain itu, tambahnya, dapat dengan menggunakan obat-obatan yang dibuat secara alami. Obat alami ini apat dibuat dari berbagai bahan tergantung hama yang menyerang. Bahan yang sering digunakan untuk mengusir hama misalnya minyak serai, minyak kamper, cairan gula dan lainnya. Dapat juga menggunakan tanaman dengan jenis yang tidak disukai oleh hama.

“Jika lahan dari tanaman organik berdekatan dengan jalan raya, ada baiknya jika ditanami tanaman pagar atau meletakkan jenis tanaman yang daunnya lebat diarea lahan tersebut. Ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara yang tidak baik untuk tanaman organik,” tutup Akhmad Affan. aditya eko
Lebih baru Lebih lama