Pedagang beras kelas grosir mengatakan, kelangkaan beras premium di pasar tradisional Jombang akibat tidak adanya stok beras di tempat penggilingan beras. Kelangkaan ini diperkirakan dalam tiga pekan ini akan kembali normal. Karena saat ini sudah memasuki musim panen raya.

JOMBANG, MSP –
Dalam sebulan terakhir, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Jombang merangkak naik. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat terutama kaum ibu-ibu. Harga beras yang beranjak naik tidak hanya beras premium, tapi juga beras medium. Hal serupa juga dialami pada beberapa penggilingan padi.

Dijumpai salah satu penjual beras di Pasar Citra Niaga (PCN), Endang (41) mengatakan persoalan ini dipicu karena stok beras mengalami penurunan. Harga beras premium jenis ciserang yang semula bekisar sepuluh ribu rupiah, sekarang menjadi Rp. 10.900. Sedangkan pada harga beras jenis bramu atau kualitas medium, harganya naik menjadi Rp. 12.000.

“Akibat naiknya harga beras tersebut sejumlah konsumen mengeluh. Tetapi ya mau bagaimana lagi, konsumen tetap saja membeli beras tersebut karena mengingat bahwa beras adalah kebutuhan pokok manusia. Namanya juga rakyat kecil, meskipun mahal ya tetap aja, kita beli,” ujar Endang saat ditemui di toko miliknya.

Ditambahkan Sugianto, pedagang beras kelas grosir mengatakan, kelangkaan beras premium di pasar tradisional Jombang akibat tidak adanya stok beras di tempat penggilingan beras. Kelangkaan ini diperkirakan dalam tiga pekan ini akan kembali normal. Karena saat ini sudah memasuki musim panen raya.

Dia berharap harga beras tidak terus mengalami peningkatan, dengan naiknya harga beras tersebut membuat tingkat penjualan beras di tokonya menurun. Baik konsumen maupun pedagang berkeinginan agar pemerintah bisa mengatasi persoalan tersebut. Hal ini dikarenakan kelangkaan akan terus terjadi apabila tidak ada solusi.

Setianingsih (36), salah satu konsumen mengeluhkan kenaikan harga beras tersebut. Untuk menyiasatinya, dia beralih ke beras kualitas rendah. Jika dahulu dia langganan beras jenis bramu, sekarang ia membeli beras yang murah.

Sementara itu hal berbeda disampakaikan oleh pedagang sembako, Agung Prasetyo (33) mengaku kenaikan harga beras telah terjadi semenjak Desember 2017. Namun, hal ini tidak membuatnya resah.

“Saya tidak merasa resah, karena saya hanya membeli dan menjualnya lagi, bukan sebagai pemakai. Tapi banyak juga pelanggan yang mengeluh karena harganya yang naik. Kenaikan harga beras sendiri melonjak hingga Rp. 3.000 per kilogram (kg). Beras yang naik adalah jenis beras IR64, IR62, beras ketan,” ujarnya Agung.

Selain itu, tidak ada penurunan atau kerugian yang dia rasakan selama beras mengalami kenaikan harga, menurutnya masih banyak pembeli yang ingin membeli beras 50 kg. Rata-rata pembeli juga mencari beras yang 50kg. Untuk beras 50kg sendiri awalnya seharga Rp540.000 naik sebesar Rp120.000 menjadi Rp660.000.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Hadi Purwantoro mengatakan naiknya harga beras sebenarnya merupakan dampak baik untuk petani di Jombang. Terlebih sebentar lagi mereka akan memasuki musim panen raya. Jika saat musim panen nanti harga masih tinggi, hal itu akan menjadi keuntungan besar bagi masyarakat di pedesaan.

“Sekarang yang perlu dijaga adalah bagaimana mempertahankan kondisi tanaman padi bagi pangsa pertanian. Paling tidak, petani bisa panen dengan baik, tidak terserang hama, dan juga tidak ada bencana banjir,” ucap Hadi Purwantoro. aditya eko
Lebih baru Lebih lama