Rasa durian khas Wonosalam memang tidak sama dengan durian-durian dari daerah lain. Selain dominan dengan manis, ada sedikit rasa pahit yang muncul dari daging buah.

WONOSALAM, MSP – Kenduri Durian atau biasa disebut ‘KenDuren’ menjadi agenda rutin warga Kecamatan Wonosalam, Jombang sejak tahun 2016 itu sempat terhenti di tahun lalu, karena gagal panennya para petani setempat. Tidak menentunya perubahan musim, menjadi salah satu penyebab banyaknya pohon durian yang tidak berbuah. Tetapi pada tahun ini acara yang menjadi simbol rasa syukur masyarakat tersebut kembali digelar.

Awalnya Kenduri Durian 2018 akan dihelat pada awal Maret, hanya saja ada suatu hal yang membuat pelaksanaan puncak acara diajukan pada hari Minggu (11/2). Selain acara puncak Kenduri Durian, ada sejumlah rangkaian agenda praacara sejak Minggu (4/2).

Di acara tahunan warga Wonosalam tersebut, panitia tidak hanya menyuguhkan durian sebagai primadona. Panitia juga mengangkat potensi wisata setempat yang sedang berkembang seperti halnya mengenalkan cara budidaya Durian Bido di PD Panglungan.

Kepala Desa Galengdowo, Wartomo, S.Sos memaparkan, “Sejak tanggal (4/2) akan diadakan Penanaman Durian Bido di PD Panglungan, selanjutnya hari Jumat (9/2) ada Jalan Sehat di Lapangan Desa/Kecamatan Wonosalam, Sabtu (10/2) akan dihibur oleh Cak Kartolo dan Ludruk Budi Wijaya di Kampoeng Djawi Desa Carang Wulung, pada akhirnya keesokan harinya (11/2) acara puncak akan diawali pawai 9 tumpeng durian berukuran sedang dan raksasa di lokasi yang sama seperti penyelenggaraan awal Lapangan Desa/Kecamatan Wonosalam.”

Masih banyak rangkaian acara lain baik sebelum ataupun sesudah acara puncak KenDuren Wonosalam. Dihari Sabtu (10/2) selain dihibur Cak Kartolo dan Ludruk Budi Wijaya, di waktu berbeda tepatnya pagi hari ada agenda Gowes Durian dari Aloon-aloon Jombang hingga Lapangan Desa/Kecamatan Wonosalam. Di lokasi yang sama dilanjutkan dengan Pameran Produk Unggulan, Kesenian Kuda Lumping, Orkes Melayu, serta Festival Kopi. Ada dua agenda kegiatan yang masih dalam tahap konfirmasi, yakni Mancing di PD Panglungan dan Kemping Air Terjun Selolapis di Dusun Mendiro Desa Panglungan.

Untuk yang setelah acara puncak masih ada satu kegiatan, yaitu Sobo Alas 4x4 KenDuren 2018 pada hari Sabtu dan Minggu (24-25/2). Lapangan Desa/Kecamatan Wonosalam menjadi titik mulai dan akhir kegiatan ini.

Berpedoman pada penyelenggaraan awal, jumlah durian yang akan dijadikan gunungan laiknya tumpeng selalu bertambah disetiap tahunnya. Sama seperti jumlah tahun kapan festival KenDuren dilaksanakan. Ribuan durian didapat dari swadaya masyarakat setempat, dengan sukarela warga Desa/Kecamatan Wonosalam memberikan beberapa buah hasil panen dari kebunnya untuk dirangkai menjadi gunungan.

Masyarakat percaya, sedikit durian yang disumbangkan sebagai partisipasi acara KenDuren tidak akan mengurangi keuntungan panen petani. Bahkan dari keberlangsungan acara, nama Wonosalam akan mengudara sebagai penghasil durian dengan cita rasa khas. Sehingga secara tidak langsung perekonomian masyarakat ikut terangkat.

Rasa durian khas Wonosalam memang tidak sama dengan durian-durian dari daerah lain. Selain dominan dengan manis, ada sedikit rasa pahit yang muncul dari daging buah. Sehingga penggemar durian tidak akan merasa bosan ketika melahap rajanya buah keunggulan Desa/Kecamatan Wonosalam ini.

Tetapi bagi yang sudah kelebihan berat badan atau pun orang-orang dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, dan diabetes dari awal sebaiknya lebih bijak dalam mengatur porsi durian. Karena durian mengandung glukosa dan kalori lebih tinggi daripada buah-buah lain.

“Di acara tersebut masyarakat bisa datang dan memakan durian sepuasnya tanpa harus membayar. Semua sudah disiapkan panitia untuk dikonsumsi secara masal, terpenting adalah pengunjung harus tertib. Semakin banyak pengunjung yang hadir, maka kesuksesan acara akan tergambar jelas dari animo masyarakat,” tutup Wartomo, S.Sos. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama