Perkembangan teknologi dan informasi berjalan beriringan dengan tumbuhnya media. Kalau dahulu media hanya terdapat beberapa saja, kini sudah ratusan bahkan ribuan andai dilihat dari latar belakangnya (elektronik, cetak, dan online). Sehingga masyarakat diberikan banyak alternatif pilihan dalam memilih media mana yang akan dijadian sebagai rujukkan menggali informasi.

Meski begitu terlampau jamak bila media memilih muatan bersifat umum. Artinya pelbagai bidang kehidupan dijadikan sebagai asupan informasi bagi masyarakat diantranya berkisar politik, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, kesahatan, dan lain sebagainya.

Kehadiran Majalah Suara Pendidikan pun didasari atas kegelisahan tersebut. Minimnya informasi bersifat good news (baca: berita baik) khsuusnya dalam bidang pendidikan sedikit banyak melatari majalah terbitan saban satu bulan sekali ini. Selain itu paling utama yakni kondisi menumbuhkan minat baca pendidik.

Sebagaimana diketahui bahwa pendidik atau guru merupakan garda terdepan dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Tuntutan di era global sekarang guru tidak lagi menyusun penilaian dari hasil belajar. Tugas tambahan yang wajib dijalankan sebagai guru profesional yakni mengiringi pembentukkan karakter peserta didik lebih baik laiknya cita-cita besar bangsa Indonesia.

Apalagi keharusan menjalankan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarai (PAN-RB) Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya guna melakukan penulisan ilmiah serta mempublikasikan ke media atau jurnal ilmiah tentu bakal menjadi kesulitan andai tidak disiapan sejak dini.

Majalah Suara Pendidian menangap itu sebagai kebutuhan kedepan yang wajib dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka guru secara sungguh-sungguh profesional. Bukan semata profesional di atas sertifikat saja.

Ditambah bahwa menulis itu kegiatan personal yang bisa dikerjakan manakala memiliki banyak referensi literasi. Artinya, menulis itu mustahil tanpa diimbangi dengan pembiasaan yang baik. Lebih lagi menulis ilmiah pasti sangat membutuhkan pelbagai buku penunjang guna mendukung.

Akhirnya, September 2012 Majalah Suara Pendidikan launching dengan motto News and Education. Terkandung maksud bak media anti mainstream, Majalah Suara Pendidikan selain memberikan informasi juga membekali dengan nilai-nilai edukasi. Baik dari pembaharuan kebijakan, penulisan sesuai ejaan, hingga menyoal tentang pelbagai hal bernuansa kebaikan.

Selaku media good news diakui sulit mengambil minat pembaca. Diketahui bahwa dominan masyarakat Indonesia lebih menyukai pemberitaan bersifat kontrofersi. Oleh karena itu, sejak awal terbit Majalah Suara Pendidikan langsung menampilkan rupa yang elok untuk sebuah media cetak lokal. Mulai menggunakan kertas jenis Art Papper dengan ketebalan 110 mg dan semua halaman di cetak full colour.

Samahalnya dengan ilmu pemasaran, kemasan yang baik akan memberikan citra sendiri. Itulah yang diyakini oleh Majalah Suara Pendidikan supaya menarik minat masyarakat penampilan menjadi prioritas. Demikian soal isi, tidak sebatas pemberitaan yang lumrah atau sudah ditampilkan oleh media harian maupun online sehingga masih memiliki nilai informatif bagi pembaca. Bukan hanya itu saja karena menumbuhkan minat baca harus di dorong dengan kedekatan bahan bacaan dengan pembaca. Maksudnya ketika pembaca merasa ada keterkaitan penampilan yang menarik dan isi masih berhubungan dengan dirinya maka ketertarikan membaca akan tumbuh. Selanjutanya ingin berpartisipasi melalui mengirimkan karya tulisnya. Bersyurukur, harapan itu benar-benar terwujud.

Dinamika perjalanannya tidak secantik Puteri Indonesia, sebab di tahun kedua tepatnya 2013 Majalah Suara Pendidikan sempat mengalami pemberedelan akibat anggapan ada kewajiban membeli. Setelah melalui proses panjang ternyata hal itu tidak terbukti.

Kedepan besar mimpi Majalah Suara Pendidikan mampu memberikan energi postif dalam dunia pendidikan di Kota Santri. Baik kepada pelaku, masyarakat, dan stakeholder melalui media ini menjadi jembatan memaknai segala bentuk aktivitas pendidian dengan penuh kreatifitas nan sumber bacaan berkualitas.

Tabik. redaksi
Lebih baru Lebih lama