Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (FMGMP) Matematika Kabupaten Jombang mengadakan Olimpiade Matematika tingkat SD/SMP Negeri dan swasta Se Kabupaten Jombang.

JOMBANG, MSP – Tim pelajar SMP Indonesia meraih 6 medali emas Internasional Teenagers Mathematics Olympiad (ITMO) ke-8, di Davao, Filipina. Melalui informasi dari Pikiran Rakyat.com, Selasa (14/11/2017), hasil tersebut melebihi capaian 5 emas dua tahun lalu saat ITMO digelar di Kedah, Malaysia. Kompetisi yang digelar setiap dua tahun sekali, memperoleh 20 medali dari total dua kategori lomba, yakni indivisual dan tim.

Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (FMGMP) Matematika Kabupaten Jombang mengadakan Olimpiade Matematika tingkat SD/SMP Negeri dan swasta Se Kabupaten Jombang. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang sudah menginjak tahun keempat. Akan tetapi tahun ini dimulai menggelar juga olimpiade matematika SD negeri dan swasta Se Kabupaten Jombang. Inovasi terbaru melalui hasil pengembangan akan kebutuhan pendidikan dilakukan juga kompetisi untuk jenjang SD, secara serentak dilaksanakan pada Minggu (4/2) bertempat di SMP Negeri 5 Jombang dan SMP Negeri 3 Jombang. Bertemakan Growing And Creating Indonesian Golden Generation, dimaksudkan unsur pendidikan bukan menciptakan melainkan menumbuhkan minat dan juga kreativitas emas Indonesia.

Pendaftaran dibuka pada Senin (8 s.d 31/1), dengan menyebarkan brosur di SD dan SMP Negeri melalui 34 panitia dan juga jejaring media sosial wilayah maupun kabupaten. Setiap sekolah maksimal mengirimkan 6 delegasi. Kontribusi yang diwaibkan sebesar Rp 30.000 untuk jenjang SD, kemudian SMP dikenakan biaya Rp 40.000. Memperoleh sertifikat tertanda Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang yang nantinya bisa dipergunakan saat pendaftaran PPDB melalui jalur prestasi.

Ketua FMGMP Matematika Kabupaten Jombang, Edy Purnomo, S.Pd., MM. mengungkapkan, “Jenjang SD kami laksanakan secara perdana tahun 2018 dan merupakan sebuah inovasi untuk mempersiapkan SDM yang terarah pada Olimpiade Matematika Jombang. Sehingga sejak SD diarahkan serta nantinya akan berkembang semakin kuat saat SMP. Berbeda halnya jika bimbingan baru dilakukan saat SMP akan terlambat karena kompetisi dibatasi usia serta kelas.”

Pria kelahiran Semarang itu berpendapat jika dalam beberapa tahun terakhir prestasi Olimpiade Matematika atau OSN Matematika di tingkat provinsi masih belum memuaskan seiring dominasi dari kabupaten lain. Sedangkan potensi antara kabupaten satu dengan yang lain tentunya tidak jauh berbeda. Dalam hal ini dimungkinkan belum maksimalnya pembinaan sejak dini (SD) dan pemberdayaan kompetisi lokal dalam kabupaten.

Bagi lembaga FMGMP menurut mereka (guru SD) adalah sebagai pihak yang netral. Ulasan soal yang berkualitas dengan metode dua babak yakni penyisihan dan final, sehingga diketahui potensi peserta didik. Jika terdapat fakta bahwa anak yang kurang pandai akan terpilih dalam proses seleksi tidak akan terjadi. Karena disediakan soal yang menjadi alat ukur kemampuan peserta didik.

Motivasi Belajar

Kegiatan ini bertujuan memberikan motivasi belajar olimpiade matematika, menjaring minat dan bakat peserta didik di bidang olimpiade matematika, menumbuhkembangkan iklim kompetisi yang sehat antar sekolah, serta menyiapkan peserta didik berbakat untuk mewakili lomba OSN tingkat kabupaten dan tingkat provinsi. Meletakkan fondasi yang kuat untuk berprestasi pada OSN secara berjenjang baik kabupaten, provinsi, dan nasional dan kegiatan lomba yang digelar oleh beberapa lembaga.

Edy Purnomo menambahkan perlu memiliki cita setinggi langit, dengan bagaimana peserta didiknya lolos dalam kompetisi. Sehingga mempunyai unsur kesengajaan memberikan perlakuan dengan tidak sekedar partisipasi. Strategi persiapan dan bagaimana model pembinaan merupakan pengaruh penting positif pada hasilnya.

Demikian halnya peserta didik kelas IX SMP Negeri 2 Jombang dan Juara I Olimpiade Matematika SMP Kabupaten Jombang 2017, Sultan Alta Alvero Valencia. Dirinya mengungkapkan pengalaman saat masih SD memperoleh nilai 30 ulangan harian matematika, kini mampu perangi kegagalan guna mendokrak potensinya pada akademik dengan nilai sempurna setiap ujian matematika. Ketelatenan serta istiqomah membawanya pada juara di setiap kompetisi yang dirinya ikuti, salah satunya ITMO dan Alta peserta didik yang lolos seleksi dalam kategori gold award. Namun tidak melanjutkan ke tahap final pada bulan Febuari 2018 di Thailand, lantaran biaya sebesar Rp 20 juta yang harus ditanggung pribadi.

“Kendala dari pelaksanaan tahun 2017 ialah kurangnya dukungan partisipasi dan minat dari setiap sekolah dalam mengikuti kompetisi. Diharapkan akan selalu tumbuh pemikiran pentingnya memperoleh pengalaman melalui seringnya tumbuh di lapak kompetisi berbagai wilayah,” tutup Edy Purnomo. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama