SDN Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang memperlihatkan begitu eratnya hubungan antar teman di lingkungan sekolah. Semua bisa berbaur tanpa memperdulikan latar belakang status sosial masing-masing peserta didik.

BANDAR KEDUNGMULYO, MSP – Sekolah merupakan tempat di mana peserta didik mendapatkan teman baru dalam lingkup satuan pendidikan. Bahkan banyak dijumpai juga terbawa hingga ke lingkungan bermain, karena jarak antar tempat tinggal satu sama lain tidak terlalu jauh.

Hal serupa tampak di SDN Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang memperlihatkan begitu eratnya hubungan antar teman di lingkungan sekolah. Semua bisa berbaur tanpa memperdulikan latar belakang status sosial masing-masing peserta didik. Terlebih sekolah ini berada di tengah-tengah perkampungan merupakan merger antara SDN Gondangmanis I dan II yang letaknya berhadap-hadapan.

Kepala SDN Gondangmanis, Mashari S.Pd memaparkan, “SDN Gondangmanis resmi dimerger pada tahun 2015.”

Sekolah yang berdiri sejak tahun 1963 ini awalnya bernama SDN Gondangmanis I dan sama seperti sekolah-sekolah lain dengan enam rombongan belajar (rombel), setelah dimerger berubah menjadi SDN Gondangmanis dan memiliki sembilan rombel. Ada tiga kelas yang masing-masing memiliki dua rombel.

Sampai sekarang tercatat ada 230 peserta didik aktif di SDN Gondangmanis. Rata-rata peserta didik tersebut berdomisili di sekitar sekolah. Selain karena dekat dengan kediaman, sekolah ini pun mempunyai catatan prestasi yang cukup mentereng.

Prestasi akademik hingga non akademik sudah pernah diraih. Tahun 2015 di bidang akademik mendapatkan peringkat terbaik nilai Ujian Sekolah (US) menyamai SDN di Kecamatan Jombang. Terbaru 2016 lalu SDN Gondangmanis pernah mengirimkan peserta didiknya pada sebuah olimpiade mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hingga ke level provinsi.

“Untuk bidang non akademik sendiri ada ekstrakurikuler Pramuka, drumb band, dan al banjari. Tidak kalah dengan bidang akademik, ekstrakurikuler Pramuka juga sering menambah koleksi trofi,” tambah Mashari.

Semua warga sekolah baik pendidik, staf maupun peserta didik dibekali dengan karakter keagamaan dan kedisiplinan. Tujuannya tidak lain adalah agar semua pekerjaan bisa dijalani dengan ikhlas tanpa adanya satu paksaan. Dari berjalannya nilai keagamaan akan menjadi suatu kebiasaan dan akan membentuk satu kedisiplinan bagi seluruh warga sekolah.

Mashari mengaku, tidak ada hambatan khusus yang dialami sekolah semasa kepemimpinannya. Berbekal keuletan pendidik muda berkompeten serta dukungan wali peserta didik semua kenakalan peserta didik SDN Gondangmanis masih bisa dibimbing dan dirasa wajar, laiknya masyarakat pedesaan pada umumnya.

Selain itu, masalah buku yang sering datang terlambat menjadi salah satu permasalahan turun-temurun sejak pergantian kurikulum 2006 menjadi K-13. Keterlambatan buku membuat guru kesulitan dalam memberikan pelajaran, begitu juga proses belajar peserta didik pasti ikut terganggu. Untuk mengatasinya, para pendidik mengunduh melalui laman website resmi dari kementerian.

Salah satu wali peserta didik, Yuni mengaku, “Menyekolahkan buah hati di sekolah ini merupakan satu langkah tepat. Selain lokasinya yang berdekatan dengan kediaman, semua fasilitas sekolah sudah lengkap, dan terpenting para pendidik mudanya sangat berkompeten. Terbukti dari seringnya pendidik SDN Gondangmanis memberikan bimbingan kepada pendidik sekolah lain.” fakhruddin
Lebih baru Lebih lama