Rumah modifikasi yang kini tengah naik daun di Kota Kebu Kicak. Digawangi oleh Dana Prasetya, ia mengawali karir sebagai modifikator sejak tahun 2004 silam.

JOMBANG, MSP – Jagat otomotif di Indonesia khususnya modifikasi motor, saat ini sedang berkembang dan semakin digemari. Tidak terkecuali Presidan Joko Widodo. Baru-baru ini orang nomor satu di Indonesia itu membeli sebuah Royal Enfield Bullet 350 yaitu jenis motor Cafe ricer yang sudah dimodifikasi 100% menjadi model Chopper dengan harga fantastis.

Kegemaran kebanyakan orang memodifikasi kuda besinya membuat bisnis bengkel motor boleh dikatakan sebagai sebuah peluang yang tidak ada matinya. Selama motor masih selalu digunakan sebagai salah satu moda transportasi, maka bisnis ini masih akan menjadi potensi usaha yang menjanjikan.

Salah satunya adalah GDZH. Rumah modifikasi yang kini tengah naik daun di Kota Kebu Kicak. Digawangi oleh Dana Prasetya, ia mengawali karir sebagai modifikator sejak tahun 2004 silam. Kecintaanya dalam dunia modifikasi tertanam sejak dirinya duduk di bangku SMA. laki-laki kelahiran 1981 ini mulai gemar mengotak-atik sepeda kesayangannya bersama beberapa temannya.

“Setelah dapat Surat Izin Mengemudi (SIM) saya dibelikan bapak sepeda motor. Semenjak itu saya tertarik dengan dunia motor. Awalnya hanya menambahkan aksesoris atau mengubah onderdil bawaan pabrik saja supaya lebih terlihat macho,” kekeh Dana Prasetya.

Keinginannya membuka bengkel modifikasi adalah ketika ayah dua anak tersebut lulus dari perkuliahannya. Bergelut dalam jurusan Desain Grafis sebagai modal awal menekuni usahanya tersebut. Menurutnya modifikasi motor saat ini tidak hanya sekedar hobi, tetapi dapat menjadi ladang bisnis yang menggiurkan.

Alumni Diploma 3 Universitas Komputer Indonesia Bandung itu mengatakan, “Dahulu setelah lulus kuliah saya sempat melamar kerja di beberapa perusahan tetapi gagal. Akhirnya saya memutuskan membuka usaha kecil tetapi berpotensi dan masih jarang di Jombang.”

Bermodal kompresor milik sang ayah dan peralatan cat seperti spray dan pen, Dana Prasetya mulai membuka usahanya di garasi kecil rumahnya yang disulap menjadi bengkel. Seperti halnya modifikator lainnya memulai usaha dari yang kecil kemudian merengkuh sukses sampai saat ini dengan rajin menelorkan adikaryanya.

“Modal awal membuka usaha ini jika diuangkan saat itu sekitar 4 juta rupiah. Dulu hanya menerima jasa cat bodi saja. Tetapi tahun demi tahun berlalu mulai merambah sampai custom bodi motor. Itu pun buatan sendiri secara manual, jikalau mungkin ada beberapa onderdil yang beli. Kelebihan meracik sendiri adalah dapat membuat model sesuai keinginan dan tidak sama dengan yang lainnya,” ujar Gondes, sapaan akrapnya.

Selain itu untuk melambungkan namanya di dunia modifikasi agar dikenal banyak orang, bengkel yang beralamatkan di Jalan Gubernur Suryo Gang IV Blok B No.17 ini kerap berpartisipasi dalam ajang kontes modifikasi motor. Alhasil karyanya banyak mendapatkan apresiasi dari para penggemar modifikasi motor dan panitia penyelenggara serta tidak jarang meraih juara pertama.

Dana Prasetya mengaku dengan tujuh orang karyawan dalam sebulan ia mampu menangani 20 motor modifikasi dengan kategori ringan, sedangkan untuk kategori berat hanya mampu menyelesaikan 2 motor. Tergantung tingkat kesulitan dan kerumitannya. Kini bengkel modifikasi motor milik Dana Prasetya dapat mengantongi omzet 20 juta sampai 25 juta rupiah perbulannya.

“Alhamdulillah selama 14 tahun ini mengalami peningkatan terus. Produk kami sedikit berbeda dengan aliran modifikasi yang digandrungi saat ini yang lebih sering menjadi pajangan dan enak dipandang tetapi tidak enak dikendarai. Saya lebih memilih aliran modifikasi fungsional, sesuai peruntukannya dan tidak berlebih,” jelasnya

Seperti diketahui, memodifikasi motor ialah merancang sepeda motor dengan menyesuaikan keinginan, karakter dan imajinasi pengguna. Mengubah bagian-bagian kendaraan roda duanya yang telah dibuat oleh pabrikan sepeda motor. Tetapi kendalanya adalah legalitas motor yang sudah dimodifikasi untuk dikendarai di jalan umum.

“Sementara ini kami mesih terbatasi oleh legalitas, jadi jika ingin menggunakan motor custom takut dengan razia polisi. Padahal modifikasi kami layak jalan, untuk ukuran ban juga kami menggunakan ukuran lebih besar dari standar pabrik. Seumpama pihak yang berwajib menyarankan dengan sertifikat pun kami juga siap agar motor custom dapat beroperasi di jalan umum,” keluh Dana Prasetya.

Dia berharap kelak ada legalitas untuk motor custom agar bisa diterbitkan secara aturan hukumnya supaya pemilik usaha kecil sepertinya dapat terus berkembang dan mampu mengaktualisasi imajinasi karya seninya. Pihaknya juga akan mengedepankan keamanan dan kenyamanan dalam memodifikasi. aditya eko
Lebih baru Lebih lama