SDN Pengampon 2 Kabuh membekali anak dengan pendidikan agama sejak dini supaya tetap kokoh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah terhadap segala godaan perbuatan negatif.

KABUH – Maraknya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak usia sekolah menjadi sebuah catatan hitam bagi dunia pendidikan. Padahal yang diharapkan saat sudah menempuh pendidikan maka muncul perubahan cara berpikir atau berprilaku yang lebih baik. Oleh karena itu, banyak sekali kebijakkan atau inovasi pembelajaran dilahirkan dalam kerangka upaya memperbaiki karakter peserta didik guna menjadi insan bermartabat. Salah satunya ialah penguatan pendidikan keagamaan dari pemahaman konsep beragama hingga praktik menjalankan syariat agama.

Seperti halnya SDN Pengampon 2 Kabuh membekali anak dengan pendidikan agama sejak dini supaya tetap kokoh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah terhadap segala godaan perbuatan negatif. Pengetahuan keagamaan yang dimiliki membuat peserta didik bisa membedakan mana yang baik dan batil dalam bersosialisasi di lingkungannya.

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), SDN Pengampon 2 Kabuh, Swadji, S.Pd.I mengatakan, “Sekarang ini banyak anak terutama usia remaja yang belum memahami tentang ilmu pendidikan agama secara utuh sehingga sebagian besar dari mereka kehilangan kontrol diri dalam lingkungan pergaulannya. Berlandasan permasalhan itu peserta didik wajib tanamkan nilai-nilai agama sejak pertama kali masuk sekolah.”




Kurangnya pemahaman orang tua wali peserta didik akan pentingnya agama merupakan alasan pendidikan keagamaan di sekolah yang berdiri tahun 1973 ini dikuatkan. Swadji menambahkan bahwa semenjak dirinya mengajar di SD ini tahun 1993 pendidikan agama peserta didik masih sangat kurang. Olek karenanya ia bersama pihak sekolah membangun Tempat Pembelajaran Quran (TPQ) supaya menambah pemahaman peserta didik. 

“Alhamdulillah lambat laun anak-anak semakin paham tentang agama dengan adanya TPQ tersebut. Bahkan sudah banyak dari peserta didik yang dapat menjadi imam salat. Tidak terkecuali saat bulan Ramadan seperti saat ini peserta didik semakin digemblang dengan pendidikan keagamaan seperti program Pondok Ramadan,” ujar Swadji

Selain itu untuk memonitor kegiatan di bulan Ramadan, tambah Kepala SDN Pengampon 2 Kabuh, Putu Sri Wachjuni, S.Pd., mulai dari kerajinan menunaikan ibadah puasa, salat wajib, tarawih, tadarus, bahkan sampai laporan catatan ceramah di masjid tempat peserta didik tinggal tidak menggunakan buku laporan kegiatan bulan Ramadan. Pasalnya, di buku ini sejatinya bisa saja diisi dengan laporan palsu dan dapat menjadikan peserta didik tidak jujur.

“Kami tidak menggunakan buku laporan tersebut, karena kurang efektif. Biarkan temennya sendiri yang menilai dan menegur jika ada diantara temannya tidak melaksanakan kewajiban di bulan Ramadan ini. Nantinya dari peserta didik akan menyampaikan kepada guru,” ujar Putu Sri Wachjuni.

Metode seperti itu lebih baik, jelasnya, karena peserta didik dituntut untuk peduli terhadap temannya. Selain itu akan menimbukan sosial dan komunikasi yang baik antara peserta didik dengan teman sebayanya dan guru.

Putu Sri Wachjuni berharap bahwa meski sekolahnya berada dipinggiran Kabupaten Jombang, agar peserta didiknya tidak kalah dengan sekolah perkotaan. Terbukti beberapa juara seperti lomba mata pelajaran Matematika dan Saint pernah di raih peserta didik SDN Pengampon 2 ini. Selain itu Ia juga berharap akan adanya pembenahan sekolah yang sekarang sudah mulai rusak. aditya eko
Lebih baru Lebih lama