Inobel adalah ajang kompetisi inovasi pembelajaran baik dalam hal pendekatan, model, metode, strategi, dan media pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran.

JOMBANG, MSP – Menjadi guru di masa sekarang selain melakukan tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, guru juga harus melakukan sebuah inovasi. Selain untuk melaksanakan tugasnya dengan optimal juga sebagai bentuk turut serta peningkatan mutu pendidikan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, diantaranya melalui kompetisi seperti Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel). Inobel adalah ajang kompetisi inovasi pembelajaran baik dalam hal pendekatan, model, metode, strategi, dan media pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran.

Dalam dua tahun terakhir penyelenggaraan Inobel, guru asal Jombang berhasil mencuri perhatian. Kiki Ratnaning Arimbi, S.Pd guru asal SDN Bayuarang, Ngoro dua tahun berturut-turut berjaya di kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini. Pada Inobel 2016 perempuan berkerudung itu hanya mampu finish di sepuluh besar terbaik kategori Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa (IPS-B) jenjang SD sementara pada tahun 2017 ia berhasil menyabet juara 2 di kategori Seni Budaya, Olahraga, dan Keterampilan (Soram) jenjang SD. Selain Kiki Ratnaning Arimbi, di Inobel 2017 nama Faiqotur Rosidah, M.Pd guru SMP Negeri 3 Peterongan juga berhasil masuk dalam sepuluh besar kategori IPS-B jenjang SMP.

Berkat keberhasilan dua guru tersebut Ikatan Guru Indoensia (IGI) Kabupaten Jombang berinisatif mengadakan workshop bertajuk “Saatnya Menjadi Juara Inobel Tingkat Nasional”. Harapannya selain untuk memotivasi guru semakin berinovasi juga berbagi pengetahuan serta pengalaman dalam mengikuti kompetisi seperti Inobel.




“Ini salah satu kunci rahasia sukses dalam Inobel, inovasi yang diciptakan selain baru dan unik, juga memadukan ketradisionalan serta kemodernan dapat digunakan di daerah pedalaman seperti Papua,” jelas Kiki. 

Segudang pengalamannya, perempuan yang selalu tampak ceria ini tidak segan berbagi pengalaman serta tips dan trik agar bisa sukses di Inobel. Selain kriteria ciptaan inovasi yang sudah ia jelaskan, ia juga berbagi tips saat display produk dan presentasi di hadapan dewan juri. Menurutnya kunci utamanya adalah percaya diri, menjadi diri sendiri, tampil beda, dan sedikit lucu sehingga mampu menarik perhatian dewan juri.

Sementara menurut Faiqotur Rosidah, guru yang ingin sukses baik dalam kompetisi seperti IGI ataupun yang lainnya harus memiliki kemauan dan kesungguhan. Kemauan untuk beranjak dari zona nyaman, kesungguhan untuk belajar, ingin memperbaiki pembelajaran serta bersedia untuk ‘ngangsu kaweruh’ belajar pada orang-orang yang sudah berpengalaman. Jika sudah memiliki kemauan serta kesungguhan yang kuat, jangan lupakan untuk selalu berdoa.

Ketua IGI Kabupaten Jombang, Samsul HS, S.Pd, M.Pd mengatakan, “IGI ingin memfasilitasi guru-guru yang berkeinginan untuk mengikuti perlombaan dan mendapatkan pengalaman secara nyata dari sosok yang pernah menjalaninya dan berhasil. Selain itu juga, kegiatan ini sekaligus untuk membantu mendorong guru khususnya anggota IGI untuk bisa bersaing dalam kompetisi-kompetisi guru yang berskala nasional.”

Ditambahkan Samsul, kegiatan ini merupakan proses persiapan yang akan diteruskan dengan pembinaan. Peserta yang hadir dalam workshop yang digelar pada Minggu (6/5) di SDN Kepanjen II diharapkan dapat membuat inovasi sesuai ketentuan Inobel yang selanjutkan akan mengikuti pembimbingan secara intenstif. Harapannya, di tahun 2018 juga akan ada guru dari Jombang yang mengikuti kesuksesan dua guru sebelumnya yang mampu masuk sebagai finalis pada Inobel. fitrotul aini
Lebih baru Lebih lama