Mie Ayam Wonogiri yang bertempat di pertokoan Simpang Tiga, Jombang. Meskipun sekedar mie ayam tapi kalau dibandingkan dengan yang lain baik dari tampilan hingga aromanya tampak jauh berbeda. 

JOMBANG, MSP – Mie ayam merupakan makanan perpaduan antara mie dan ayam. Mie basah dengan tekstur yang kenyal dan gurih disajikan dalam mangkuk yang identik bergambar ayam jago, lengkap bersama potongan ayam semur serta sayuran hijau.

Biasanya penjual berinovasi menambahkan pangsit, telur puyuh, ceker, atau bakso. Sementara soal selera dibiarkan pembeli yang memilih. Bisa ditambahkan saus tomat, sambal, atau kecap kalau di rasa kurang pekat rasa pedas serta manisnya.

Hidangan seporsi mie ayam tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang disajikan salah satu warung mie ayam dikawasan Rumah toko (Ruko) Simpang tiga Kabupaten Jombang. Tetapi yang berbeda dari warung bernama ‘Mie Ayam Wonogiri’ ini adalah dari segi rasa.

Bahkan untuk menonjolkan kekhasannya, rasa mie ayam kembali dieksplorasi agar berbeda. Seperti diketahui bahwa mie ayam adalah makanan yang lumrah dijajahkan oleh penjual keliling atau kaki lima. Perbedaan itu terasa bilamana mencicipi Mie Ayam Wonogiri yang bertempat di pertokoan Simpang Tiga, Jombang. Meskipun sekedar mie ayam tapi kalau dibandingkan dengan yang lain baik dari tampilan hingga aromanya tampak jauh berbeda.

Rasa manis beserta gurih pada kaldu ditambah aroma minyak wijen sangat dominan menjadikan semangkuk mie ini sangat lezat meski tidak dibumbuhi kecap ataupun sambal. Terlebih dengan tekstur mienya sendiri yang kenyal dan tidak lembek serta ukurannya tidak terlalu besar membuat indra pengecap ingin segera melahapnya.

Aromanya sangat menendang indera penciuman. Ternyata minyak wijen menjadi bagian campurannya membuat menyeruak dan menggugah selera makan. Terlebih potongan ayam secara dadu semakin tidak tertahan untuk segera menyantapnya. Ukurannya lebih besar kalau disejajarkan dengan menu serupa.

Kalau mau memilih toping juga ada sesuai selera karena tersedia ceker ayam, sate ampela dan sate telur puyuh yang semakin memanjakan lidah. Tidak lupa kerupuk dan pangsit sebagai pelengkap yang semakin membangkitkan selera makan.

Dibalik kelezatan mie ayam Wonogiri, ternyata pembuatan mie tidak dibuat dengan sembarangan. Agar mendapatkan hasil maksimal, bahan dasar mie harus berkualitas dari pemilihan terigu dan telurnya sebelum ditambah air beserta garam kemudian di proses. Selama ini pemilik warung tidak pernah menggunakan mie instan atau mie lainnya, karena akan mengurangi rasa mie ayam buatannya.

Rahasia kelegitan Mie Ayam Wonogiri tidak lain adalah mie yang sengaja di buat sendiri. Komposisi bahan sangat diperhatikan, selain memilih dari kualitas terbaik. Pengolahan adonan merupakan prioritas utama. Sehingga mie yang dihasilkan memiliki tekstur dan ukuran istimewa.




Porsi mie ayam yang ditawarkan tergolong cukup besar, hampir mangkuk berdiameter 20 sentimeter itu terpenuhi oleh mie. Dijamin satu porsi mie ayam Wonogiri akan cukup penuh di perut. Tetapi pengunjung tidak perlu khawatir, karena pengunjung dapat memesan dengan porsi yang lebih sedikit.

Bahkan dijamin membuat perut kualahan menampung seporsi Mie Ayam Wonogiri. Seolah tiada mungkin diberikan celah ada ruang kosong dalam semangkuk mie ayam dari Jawa Tengah ini. Tetapi bagi yang terbiasa dengan porsi kecil, tetap bisa memesan sesuai keinginan. Harganya pun masih aman di kantong, kisaran 6.500 rupiah hingga 7.500 rupiah saja.

Tidak heran warung mie yang berdiri sejak tahun 2004 silam ini sudah memiliki banyak pelanggan dari anak-anak hingga dewasa. Banyak di antara pelanggan yang rela mengantre demi mendapatkan seporsi mie ayam yang lezat tersebut. Warung ini buka mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.

Kalau tidak mau masuk dalam daftar antrian yang mengular, harus berangkat lebih awal sebab dari pukul 18.00 WIB sudah buka sampai pukul 23.00WIB pembeli langsung membludak. Sejak buka pertama kali tahun 2004, pelanggan makanan asli Indonesia ini memang sudah cukup banyak dari semua kalangan. Jadi tertarik mencicip Mie Ayam Wonigiri? Lekas datang, jangan hanya menelan ludah saja! aditya eko
Lebih baru Lebih lama