Kezia Lalita Santoso adalah salah satu atlet berbakat Gymnastic dari SD Kristen Petra Jombang. Terbukti dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Surabaya mampu menyabet Juara Harapan II dan di Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) 2018 memperoleh Juara III.

JOMBANG – Senam (Gymnastic) berasal dari bahasa Yunani yang artinya menerangkan beragam gerakan untuk membentuk otot tubuh seperti pergelangan tangan, punggung, lengan. Termasuk juga unsur jungkir balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan sehingga membentuk gerakan yang harmonis. Didukung dengan melibatkan kekuatan, kecepatan serta keserasian. Selain itu dituntut untuk mempersembahkan gerakan fisik teratur, ketahanan dengan gaya dan keanggunan.

Senam yang dipertandingkan sejak abad ke 19 ini berkembang di Indonesia pada saat menjelang Pesta Olahraga Negara-negara Berkembang I (GANEFO) di Jakarta pada tahun 1963. Saat itu sengaja mendatangkan para pelatih dari Republik Rakyat Cina (RRC) guna mempersiapkan atlet Indonesia, hingga mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam.

Gymnastic juga merupakan senam lantai yang dilakukan secara dominan dilakukan di lantai dengan membutuhkan matras. Hal ini sebagai alat bantu untuk megurangi resiko terjadinya kecelakaan saat melakukan gerakan.

Beragam variasi gerakan dalam senam lantai, diantaranya dari tingkat kesulitan rendah sampai yang butuh latihan bertahun-tahun untuk menguasainya. Terdapat duabelas gerakan yaitu sikap kayang, sikap lilin, handstand, headstand, rolling depan atau guling ke depan, roll belakang, meroda, salto, lompat harimau (harimau menerkam), lompat jongkok dan lompat kangkang.

Jombang sendiri pun tidak luput dari perkembangan senam ini, Kezia Lalita Santoso adalah salah satu atlet berbakat Gymnastic dari SD Kristen Petra Jombang. Terbukti dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Surabaya mampu menyabet Juara Harapan II dan di Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) 2018 memperoleh Juara III.

Pertama kali mengenal senam dari negeri Sisifus ini dari kegiatan gereja, ditambah di sekolahnya terdapat guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang juga menekuni gymnastic. Sehingga potensi perempuan berparas ayu ini pun dikembangkan dengan baik sejak duduk di bangku kelas III.

“Awal mama merasa takut melepas saya untuk tekun di Gymnastic, namun saya menunjukkan bahwa saya mampu dengan lolos seleksi di tingkat kabupaten dan satu-satunya harapan Jombang untuk pergi ke provinsi,” ungkap Kezia sapaan akrabnya.

Kezia Lalita Santoso juga menambahkan jika latihan yang dirinya lakukan rutin serta tidak ada alasan untuk bermalas. Guna selalu kuat untuk menampilkan gerakan, minum air dingin menjadi pantangan utama.

Kepala SD Kristen Petra Jombang, Ririnurani Setianingrum, S.Pd. menjelaskan, “Walaupun Kezia Lalita Santoso memiliki permasalahan pernafasan, namun dengan berlatih Gymnastic dan juga penari latar, membuat fisiknya bergerak aktif dan sangat kecil kemungkinan mengalami kambuh, namun tetap dikontrol untuk tidak terlalu letih berlatih.” chicilia risca
Lebih baru Lebih lama