Salah satu penyebab mahalnya harga cacing tanah merah adalah berkat tingginya kandungan gizi di dalamnya. Beberapa kandungan gizi tersebut meliputi protein, lemak, energi, mineral, air dan asam amino. Sehingga banyak ahli pengobatan tradisional yang memanfaatkannya sebagai alternatif pengganti obat berbahan dasar cairan kimia.

NGORO - Persoalan penumpukan sampah menjadi satu permasalahan utama saat musim hujan tiba, karena mampu menghambat laju aliran air. Apabila didiamkan terlalu lama dapat menimbulkan genangan dan kemungkinan terparah adalah mengakibatkan musibah banjir. Oleh sebab itu, masyarakat sebagai pelaku utama penghasil sampah harus menyadari pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Selain upaya tersebut, sebenarnya masih banyak alternatif lain yang bisa dilakukan masyarakat. Seperti halnya melakukan Reduce, Reuse dan Recycle (3R) untuk sampah anorganik atau berasal dari benda-benda bukan makhluk hidup, sedangkan sampah organik ataupun limbah rumah tangga dapat diolah lebih lanjut menjadi pupuk maupun pakan ternak.

Melalui pemanfaatan barang-barang tidak berguna tersebut selain bermanfaat mengurangi tumpukan sampah, juga bisa berubah menjadi suatu hal baru yang lebih bernilah ekonomi. Salah satunya yakni memanfaatkan potongan sayuran sisa memasak sebagai makanan cacing Lumbricus Rubellus (cacing tanah merah).

Seorang peternak cacing tanah merah asal Kota Santri, Hartono menjelaskan, “Pemilihan cacing jenis ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perawatan harian yang cukup mudah, perkiraan waktu pengembangbiakan menuju panen berkisar antara dua hingga tiga bulan terbilang singkat dan apabila semua proses berjalan maksimal hasil panennya mampu berkembang berkali lipat.”

Selain segala potensi itu, cacing Lumbricus Rubellus juga memiliki harga jual paling tinggi diantara jenis lainnya. Sesuai pasaran secara umum, harga perkilo berkisar antara 75 ribu rupiah ke atas. Bahkan jika mampu menembus pasar luar negeri, harga di setiap kilonya mampu melambung pesat.

Salah satu penyebab mahalnya harga cacing tanah merah adalah berkat tingginya kandungan gizi di dalamnya. Beberapa kandungan gizi tersebut meliputi protein, lemak, energi, mineral, air dan asam amino. Sehingga banyak ahli pengobatan tradisional yang memanfaatkannya sebagai alternatif pengganti obat berbahan dasar cairan kimia.

Apabila semua cacing telah dipanen secara keseluruhan, ibu rumah tangga atau seseorang yang memilih untuk beternak cacing tidak perlu khawatir mengenai sisa media tempat tinggal hewan tanpa tulang belakang ini akan menjadi sampah kembali. Karena kandungan medianya pun memiliki kandungan sangat bagus sebagai penyubur tanaman, atau kata lainnya pupuk organik.

“Segala berkah tersebut dapat turut dirasakan oleh semua orang. Tidak perlu modal yang besar, cukup menyediakan media berasal dari sisa penanaman jamur dan wadah peletakan cacing. Terpenting, limbah rumah tangga tidak menumpuk di satu sisi tertentu. Demikian pula sebagai langkah meminimalisir terjadinya banjir,” ujar laki-laki berkumis tebal tersebut. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama