Ketua PPBI Kabupaten Jombang, H. Imam Purnomo, S.Pd mengatakan, “Dalam kontes kali ini terdapat tiga kelas yang dikompetisikan, yakni kelas prospek, regional, dan madya.

JOMBANG – Merawat bonsai merupakan hobi menarik yang dapat dipilih untuk mengisi waktu luang. Selain dapat dinikmati keindahannya, merawat bonsai juga membantu melatih kesabaran karena hasil dari merangkainya tidak bisa segera dilihat seketika. Perlu waktu untuk melihat hasil perawatan dan pembentukannya.

Ketika hasil pembentukannya sudah terlihat, mengikutkan karya tersebut dalam sebuah perlombaan atau kontes menjadi salah satu pilihan. Tujuannya selain untuk memamerkan hasil karya yang telah dibuat, mengikuti kontes dan pameran juga digunakan sebagai ajang mengukur ketepatan penggunaan teknik dalam perawatan bonsai. Disamping itu dengan melihat hasil-hasil pembonsaian peserta lain juga bisa mendapatkan pandangan baru dalam merawat bonsai.

Pada 26 April hingga 3 Mei 2019, Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) Kabupaten Jombang menggelar Kontes dan Pemeran Nasional Sakarosa 2019. Diikuti oleh 277 peserta dari seluruh Indonesia, beragam bentuk dan pohon bonsai dipamerkan di Emplasment Pabrik Gula (PG) Djombang Baru.

Ketua PPBI Kabupaten Jombang, H. Imam Purnomo, S.Pd mengatakan, “Dalam kontes kali ini terdapat tiga kelas yang dikompetisikan, yakni kelas prospek, regional, dan madya. Kelas prospek merupakan tingkatan bagi bonsai yang masih baru dan belum terlalu sempurna pembentukannya. Kelas regional merupakan kelas di atas madya, bonsai-bonsai yang berkompetisi di kelas ini setidaknya sudah pernah menjadi best in class prospek. Sementara kelas madya atau setara nasional adalah bonsai-bonsai yang setidaknya pernah masuk best nine di kelas regional,” jelas Imam Purnomo.

Imam Purnomo menambahkan bahwa kriteria penilaian terdiri atas enam aspek. Pertama yakni gerak dasar merupakan gaya (cara tumbuh) bonsai, misalnya gaya naturalis yang menumbuhkan bonsai dengan tumbuhan pada umumnya atau ekspresionis menumbuhkan bonsai sesuai dengan keinginan. Selanjutnya penampilan dan keindahan sudah jelas terkait tampilan visual. Keserasian terkait pada keseluruhan aspek meliputi pohon, pot, dan aksesoris seperti bebatuan dan rerumputan. Kematangan berfokus pada lengkapnya unsur pohon dalam bonsai yang terdiri atas akar, batang, cabang, ranting, hingga cucu-cucu ranting. Sementara keseimbangan adalah kesesuaian ukuran antara batang utama dengan cabang dan ranting.

Sebuah bonsai dikatakan bernilai baik jika mendapatkan nilai total minimal 320 poin ditandai dengan penancapan bendera berwarna hijau. Diatas 320 poin akan mendapatkan penilaian sangat baik ditandai dengan bendera warna merah. Sementara untuk best nine (peraih sembilan poin terbaik selain peraih best in class) dalam tiap kategori mendapat bendera biru. Untuk best in class ditandai dengan bendera kuning.

Imam Purnomo optimis jika komunitas seperti pecinta bonsai ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, akan muncul pembonsai yang mampu menghasilkan bonsai yang memiliki nilai estetik tinggi. Apalagi saat ini Jombang telah menjadi salah satu barometer daerah penghasil bonsai yang baik. Disamping menghasilkan produk yang sudah jadi, Jombang juga memiliki banyak pohon serut yang bisa dijadikan bahan membuat bonsai.




“Setiap daerah cenderung memiliki kearifan lokal atau ciri khas lokasi kedaerahan masing-masing pada setiap gaya bonsainya. Jombang dengan mayoritas penggunaan pohon serut memiliki gaya yang naturalis, tidak terlalu banyak melibatkan bebatuan. Sementara daerah pesisir seperti Tuban, Pacitan, dan Madura cenderng melibatkan unsur bebatuan keras pada bonsai yang dibuat karena menyesuakan kondisi alam lokasi masing-masing,” ungkap Imam Purnomo. 

Dukungan dari Pemerintah

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, Drs. Hadi Siswaji, MM yang hadir mewakili Bupati Jombang dalam pembukaan Pameran Nasional Citra Sakarosa Bonsai 2019 mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh PPBI Kabupaten Jombang yang mampu mengadakan kontes dan pemaran dengan lingkup nasional.

“Meski berdasar dari laporan ketua, komunitas tidak memiliki dana kas yang memadai namun keberhasilan mengadakan kegiatan semacam ini layak diapresiasi. Semoga kedepannya kegiatan ini dapat berlangsung rutin dan pemerintah akan sebisa mungkin untuk membantu karena ini juga sedikit banyak mendorong sektor pariwisata Kabupaten Jombang,” ujar Hadi Siswaji dalam sambutannya.

Sementara itu, Direktur PG Djombang Baru juga turut memberikan dukungannya terhadap kegiatan yang akan digagas PPBI Kabupaten Jombang mendatang. Pihaknya siap membantu dalam penyediaan tempat jika memungkinkan.

Mantan Bupati Jombang, Suyanto yang terlihat hadir menyaksikan aneka bonsai yang dipamerkan sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya bonsai-bonsai yang dipamerkan seluruhnya memiliki keindahan masing-masing. Dari anek pohon bonsai yang ada, favoritnya adalah pohon Asem dan Stigi.

Pria yang juga menekuni hobi bonsai ini menyatakan, “Kontes semacam ini sudah seharusnya makin banyak digelar agar semakin banyak orang yang tahu dan mampu untuk berkembang.” fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama