Kepala TK Pertiwi Kesamben, Siti Chotimah, S.Pd,MM mengatakan, “Kegiatan yang diselenggarakan dengan rangkaian Salat Idul Adha, Thawaf mengelilingi Kabah dan Hajar Aswadnya, Sa’i dan Lempar Jum’rah ini memang wajib diperkenalkan kepada anak didik agar menjadi bekal iman untuk masa depannya.

KESAMBEN – Ibadah haji merupakan dambaan bagi seluruh umat muslim, karena termasuk dalam rukun Islam kelima. Sebelum pemberangkatan ibadah haji, biasanya calon haji melaksanakan manasik haji terlebih dahulu untuk mengetahui tata caranya. Saat ini penyelenggaraan manasik haji tidak hanya di lakukan oleh para calon jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji di tanah suci, namun sudah banyak dilakukan oleh anak usia dini di sekolah.

Tidak terkecuali di TK Pertiwi Kesamben. Lembaga yang mempunyai visi Terwujudnya Anak yang “Cerdas, Kreatif, Mandiri disertai Iman dan Taqwa” ini juga selalu mengadakan manasik haji setiap tahunnya. Kegiatan tersebut bertujuan memupuk anak didik sedini mungkin serta memberikan pembinaan pendidikan karakter, sehingga menjadi anak yang berakhlaq dan bermoral.

Baca Juga : Menggaungkan Sejarah Melalui Literasi

Kepala TK Pertiwi Kesamben, Siti Chotimah, S.Pd,MM mengatakan, “Kegiatan yang diselenggarakan dengan rangkaian Salat Idul Adha, Thawaf mengelilingi Kabah dan Hajar Aswadnya, Sa’i dan Lempar Jum’rah ini memang wajib diperkenalkan kepada anak didik agar menjadi bekal iman untuk masa depannya. Hal ini dilakukan sejak dini karena saat anak didik menginjak usia emas, maka mereka akan sanggup mengingatnya dengan baik.”



Tidak hanya itu, sarana dan prasarana lembaga tersebut juga sudah terdapat miniatur Kabah dan tempat untuk melempar Jum’rah yang berada di halaman sekolah. Siti Chotimah menjelaskan bahwa miniatur Kabah tersebut sudah dibangun sejak tahun 2017 lalu. Sebelumnya pihak sekolah juga sudah mempunyai miniatur Kabah namun masih berbentuk kerangka dan ditutup dengan kain.

“Alhamdulillah tahun 2017 itu baru bisa membangun miniatur Kabah yang permanen. Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut akan menjadikan semua warga sekolah lebih dekat dengan Allah SWT karena selalu melihat Kabah, walau hanya miniatur saja. Selain itu, akan memotifasi siapapun yang melihat itu akan berkeinginan menunaiakan rukun Islam kelima tersebut,” jelas Siti Chotimah.

Pada waktu manasik, ajaran thawaf yang memuja Allah SWT. haruslah diwujudkan setiap hari yang dicontohkan orang tua dengan salat lima waktu. Ajaran sa’i bisa diibaratkan untuk meraih sesuatu harus bekerja keras dan rajin. Sementara untuk melempar jum’rah, menghindari kegiatan syirik dan mendekati perilaku setan seperti bertengkar, korupsi serta perilaku tercela lainnya.



Selain penanaman keagamaan, TK Pertiwi Kesamben juga membiasakan makan sehat setiap hari. Pasalnya setiap hari anak didik di lembaga tersebut tidak dibiasakan membawa uang jajan. Bahkan di lingkungan sekolah tidak terdapat penjual makanan atau mainan. Hal ini dilakukan untuk membiasakan anak hidup hemat serta tidak mengkonsumsi makanan sembarangan.

Salah satu guru TK Pertiwi Kesamben, Sulthon Bashori Rosyid, S.Psi,MM menjelaskan bahwa setiap hari Senin sampai Kamis, anak didiknya membawa bekal sendiri dari rumah. Bekal tersebut harus berbahan dasar nasi, dan untuk sayur serta lauknya orang tua bisa menyesuaikan sendiri.

“Guru-guru juga sering mendampingi anak-anak jika sedang makan bersama. Di situ terkadang ada anak didik yang tidak nafsu makan dikarenakan menunya yang dibawa tidak bervariatif. Tugas guru biasanya mengkonfirmasikan ke orangtua agar mengganti menu-menu yang dibawa anaknya. Untuk hari Jumat dan Sabtu, anak-anak dibebaskan membawa bekal yang disukai, seperti roti atau kue lainnya namun yang masih dalam kategori sehat,” papar Sulthon Bashori Rosyid. aditya eko
Lebih baru Lebih lama