“Diklat guru PAUD bertujuan untuk meningkatkan kompetensi secara berkesinambungan dan berjenjang. Diklat dasar ditujukan untuk mempersiapkan pendidik dengan kompetensi minimal sebagai guru pendamping muda.” - Drs. Didik Pambudi -

JOMBANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang mendorong guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki kualifikasi lulusan sarjana kependidikan atau psikologi atau setidaknya sudah pernah lulus pelatihan dan sertifikasi guru PAUD. Di Jombang sendiri setidaknya lebih kurang 40 persen dari jumlah guru PAUD yang berkualifikasi sarjana, selebihnya hanya lulusan SMA.

Karennya Disdikbud Kabupaten Jombang mengadakan pelatihan atau Diklat Dasar (Diksar) bagi guru PAUD yang dilaksanakan di Aula 1 Disdikbud Kabupaten Jombang yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kompetensi guru. Terdapat 60 peserta Diksar yang terdiri dari guru lulusan SMA yang ada di Kabupaten Jombang.

Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdikbud Kabupaten Jombang, Drs. Didik Pambudi menjelaskan, “ Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan kegiatan Diklat guru PAUD yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi secara berkesinambungan dan berjenjang. Sedangkan dalam diksar ini mempersiapkan pendidik dengan kompetensi minimal sebagai guru pendamping muda.

Baca Juga : 
Diklat Dasar PAUD Meningkatkan Kompetensi Guru Lulusan SMA

Program Peningkatan Kompetensi Guru tidak hanya terbatas pada diklat dalam bentuk Tatap Muka, tetapi juga harus berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga kompetensi yang diupayakan dapat mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, program peningkatan kompetensi guru ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu tatap muka, tugas mandiri, kunjungan belajar lokal, dan kegiatan di gugus PAUD.

Narasumber Diksar PAUD, Lilis Anggraini, menerangkan bahwa beberapa materi yang diberikan pada peserta adalah konsep dasar PAUD, perkembangan anak, anak dengan berkebutuhan khusus, cara anak usia dini belajar, merencanakan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kesehatan dan gizi PAUD, komunikasi dalam pengasuhan, etika dan karakter guru PAUD.

“Kesembilan materi tersebut harus dikuasai setiap peserta agar dalam penerapannya akan berdampak baik bagi anak didik. Jika semua dapat dikuasai Insya Allah meski mereka lulusan SMA akan setara dengan guru yang lulusan sarjana,” tegas Lilis Anggraini.

Selain itu, guru harus dapat menyusun Rancangan Kegiatan Harian (RKH) sebelum mengajar di kelas. Hal ini harus dilaksanakan agar dalam mengajarnya akan terarah dan sesuai dengan tema yang diajarkan kepada anak didik. RKH ini harus dipersiapkan jauh-jauh hari.

Lilis Anggraini, mengatakan, “Komponen tema kegiatan, kelompok atau kelas, semester dan tahun ajaran, jumlah waktu, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelaksanaan, tujuan kegiatan, materi yang akan dimainkan sesuai tema, bentuk kegiatan bermain, setting lingkungan, bahan dan alat yang diperlukan, dan evaluasi kemampuan anak harus ada dalam RKH.”

Kebanyakan persoalan yang terjadi lanjutnya, di saat ini bersumber dari lemahnya karakter. Oleh karena itu dirinya berpesan kepada semua guru TK dan PAUD menekankan pendidikan karakter Tenaga Pendidik merupakan pelayanan publik, jadikan momen ini sebagai introspeksi diri untuk memperbaiki layanan pendidikan di tingkat dasar. Ini Sangat penting dalam usia emas (1-5 tahun) untuk pembentukan karakter anak.

Untuk mewujudkan peningkatan kompetensi yang tinggi, diperlukan kolaborasi efektif dari berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi dapat dimanifestasikan ke dalam program-program peningkatan kompetensi yang dinilai strategis dalam meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan guru PAUD. aditya eko
Lebih baru Lebih lama