Pada 2016 Thohari menginisiasi kegiatan pembelajaran Kelompok Belajar (Kejar) Paket C (setara SMA) di Desa Sukomulyo, Mojowarno. Alasannya memilih disana karena ketika dilakukan identifikasi masih banyak masyarakat yang hanya lulusan SMP.

GUDO – Selama ini pembelajaran di sektor non-formal seolah dipandang sebelah mata. Namun dengan semangat serta dedikasi yang tinggi, perlahan masyarakat mulai tertarik dan mempercayakan proses pendidikannya di lembaga non-formal.

Salah seorang Pamong Belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gudo, Thohari, S.Pd pernah merasakan betapa sulitnya meyakinkan masyarakat untuk mau kembali mengenyam pendidikan. Iming-iming mendapatkan ijazah dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi tidak semata-mata bisa mengajak mereka untuk meneruskan pendidikan yang tertunda.

Pada 2016 Thohari menginisiasi kegiatan pembelajaran Kelompok Belajar (Kejar) Paket C (setara SMA) di Desa Sukomulyo, Mojowarno. Alasannya memilih disana karena ketika dilakukan identifikasi masih banyak masyarakat yang hanya lulusan SMP.

Baca Juga : Kopi Pare Temuan Kreatif dalam PKM

“Agar program yang diinisiasi bisa berjalan maksimal dan memiliki banyak warga belajar, saya sebagai pamong belajar (guru) rela mendatangi rumah warga satu persatu. Mengajak mereka untuk ikut pembelajaran Kejar Paket C yang dilaksanakan. Memberikan penjelasan manfaat yang bisa didapatkan jika bersedia mengikuti program yang ditawarkan,” cerita Thohari saat ditemui di SKB Gudo.

Dibutuhkan waktu lebih kurang satu tahun bagi lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini untuk memotivasi dan memunculkan kesadaran warga akan kebutuhan pendidikan hingga bersedia mengikuti program belajar yang ditawarkannya. Dengan dibantu oleh ketua kelompok pengajian ibu-ibu, Thohari akhirnya berhasil mengumpulkan tiga puluh lima orang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Namun Thohari lantas menambahkan bahwa keberhasilannya dalam mengajak para warga agar bersedia mengikuti kegiatan pembelajaran itu juga didukung oleh program tambahan. Selain melakukan kegiatan pembelajaran di bidang akademik, juga diberikan materi keterampilan. Sehingga ketika lulus dari kejar paket, warga belajar tidak hanya mendapat ijazah Paket C tetapi menmperoleh sertifikat keterampilan yang diakui dan dapat digunakan untuk melamar pekerjaan.

Program tersebut tidak akan berjalan lancar jika tidak disokong oleh bantuan Paket C Vokasi dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Bindiktara, Ditjen PAUD-Dikmas, Kemendikbud RI). Melalui bantuan tersebut seluruh kegiatan pembelajaran dapat dilangsungkan gratis tanpa dipungut biaya.

“Saat ini program pembelajaran Kejar Paket C di Desa Sukomulyo, Mojowarno telah selesai dengan lancar. Seluruh warga didik yang belajar berhasil lulus seratus persen. Untuk selanjutnya program akan bergeser dilaksanakan ke desa binaan lain yakni Desa Mojowangi, Mojowarno dan Kauman Ngoro. Harapannya antusias dan pelaksanaan dapat berjalan lancar seperti sebelumnya,” ujar Thohari.

Atas inovasi dan kerja kerasnya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Kejar Paket C tersebut, Thohari berturut-turut berhasil menjuarai Seleksi Penilaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Kabupaten Jombang Tahun 2019 disusul di tingkat provinsi. Saat ditemui pada Senin (8/7) pria 27 tahun ini tengah menunggu hasil seleksi tingkat nasional yang sudah diikutinya pada akhir Juni ini. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama