Satu porsi nasi goreng arang disajikan bersama potongan acar mentimun. Taburan bawang merah goreng dan daun seledri menjadi pelengkap.

JOMBANG – Di negeri ini, nasi goreng mungkin bisa dijuluki ‘makanan generik’. Nasi goreng ada di mana-mana, dari rumah makan mentereng dengan pendingin udara (AC) hingga penjaja menggunakan gerobak pikulan di pinggir jalan. Soal cita rasa tentu tergantung selera masing-masing orang. Kalau memang sesuai dengan selera kebanyakkan, tentu penjual nasi goreng itu akan terus eksis.

Seperti Warung Cak Waras yang dikenal sebagai salah satu rumah makan yang bertahan melestarikan makanan turun-temurun itu sejak dahulu. Di rumah makan tersebut, terdapat beberapa menu makanan selain nasi goreng, yaitu soto, mi goreng, mi godok (rebus) dan ayam goreng. Namun yang menjadi ciri khas adalah nasi goreng ayam dan mi godok.

Meski lebih kurang 40 tahun berdiri, konon resep yang dipakai warung tersebut tidak pernah berubah sudah turun temurun diwariskan sampai ke dirinya sekaligus cara memasaknya yakni dengan menggunakan arang.


Baca Juga : Cegah Jerawat: Pahami Kebutuhan Kulit

Dengan demikian menurut pemilik warung, Pak Waras, cita rasa masakan yang dihasilkan sangat khas. Rasanya lebih maknyus bila proses memasaknya menggunakan bara arang. Bumbu tidak mudah hangus dan lebih terasa.

Satu porsi nasi goreng arang disajikan bersama potongan acar mentimun. Taburan bawang merah goreng dan daun seledri menjadi pelengkap. Sayang di sini tidak menyediakan kerupuk. Telur orak-arik dan beberapa potong daging ayam berpadu pas dengan butiran nasinya yang tidak terlalu besar. Proses memasaknya yang menggunakan arang membuat panasnya lebih merata serta tahan lama, terlebih aroma seperti terbakar juga membuat nasi goreng ini makin menggugah selera.

Satu lagi yang membedakan nasi goreng arang ini adalah penggunaan kuah kaldu ayam. Ketika menggoreng, sedikit kaldu ayam ditambahkan sehingga nasi goreng yang dihasilkan sedikit lengket namun tidak basah. Bagi yang tidak suka silakan memesan tanpa tambahan kaldu. Jika menghendaki tambahan sayap atau kepala ayam sebagai campurannya kita bisa memintanya secara khusus, tentu dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Kalau suka rasa pedas, pengunjung tinggal pesan khusus kepada sang koki. Nasi goreng itu pun akan diberi irisan cabai rawit. Bisa dibayangkan pedasnya irisan cabai yang tergigit. Mi rebusnya juga patut dicoba. Minya pun menggunakan mi telur kering dan Kami memilih mi nyemek. Diolah seperti membuat mi rebus tetapi hanya dengan sedikit kuah atau bisa disebut nyemek-nyemek. Warnanya kecokelatan dan manis karena diberi campuran kecap.

Sedikit membuka rahasia, menurut Pak Waras sekaligus sebagai koki tersebut, bumbu dasar untuk nasi goreng berupa tomat, bawang putih, kemiri yang dihaluskan lalu ditumis sehingga tak terlalu repot. Berikutnya tinggal mencampur dengan nasi atau mie.

Warung yang beralamatkan di jalan Jombang-Peterongan, Sambong Dukuh, Kecamatan Jombang tersebut buka 24 jam. Bila Anda ingin lauk tambahan untuk nasi goreng, seperti kepala ayam, ampela ayam, atau sayap, tinggal memesannya. Setiap lauk harganya 3.000 rupiah per porsi. Nasi goreng ayam dan mi nyemek dihargai 13.000 rupiah per porsi, sedangkan untuk minumannya dari harga 2.500-5.000 rupiah sesuai pilihan anda.

Bagaimana? Tertarik dengan menu warung yang di masak dengan menggunakan arang tersebut? Selamat mencoba. aditya eko
Lebih baru Lebih lama