JOMBANG – Buah tak jatuh tak jauh dari pohonnya. Mungkin itu yang tersirat dalam diri Ilham Erwan Yudha, atlet paralayang milik Kota Santri yang mengikuti jejak ayahnya. Berkat kerja keras dan ketekunannya dalam berlatih, akhirnya prestasi yang membanggakan pun diraihnya.

Mulanya sang ayah hanya mengajaknya melihat atlet binaannya berlatih dalam mengendalikan parasut di darat (ground ghendling). Tanpa di duga ketertarikan mulai tumbuh sehingga tanpa diminta pun dirinya ingin mencoba olahraga dirgantara ini.

Pria yang juga memiliki kesukaan pada sepeda balap ini mengungkapkan, “Pertama saya merasakan ada ketakutan ketika melakukan terbang paralayang pertama. Namun setelah tiga kali saya lakukan, barulah saya mendapatkan arti serta kenikmatan yang membuat saya semakin ketagihan untuk mencoba lagi. Saat itu saya merasakan mampu terbang layaknya seekor burung serta melihat secara jelas pemandangan alam yang mengagumkan.”

Tak sekedar merasakan kagum dan nyaman dengan paralayang, tetapi Mahasiswa Semester tiga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Jombang ini memiliki tujuan untuk menjadi juara. Hal tersebut yang mendasari setiap usahanya memiliki target. Target tersebut ialah mencapai lima besar nasional pada ajang Festival Paragliding Open Accuracy, di Bukit Cinta, Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) 2019.

Baca Juga: Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Bersholawat Bersama

“Saya mendapatkan peringkat ke-4 dari 30 peserta yang bertanding di nomor kelas akurasi senior putra pada Jumat (15 s.d 17/11). Poin yang saya raih 19 yang diperoleh dari akumulasi 5 ronde yang dipertandingkan. Ronde pertama mendapat 6 poin, ronde kedua 5 poin, selanjutnya 6 poin di ronde tiga, ronde ke empat 2 poin, dan kelima 7 poin,” terang pria yang ikut dalam Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Kabupaten Jombang.

Dukungan dari ayahnya untuk menekuni olahraga paralayang mampu membanggakan dengan menjadi satu-satunya atlet paralayang yang berasal dari Jombang dikirim ke Lemabata Nusa Tenggara Timur pada turnamen tingkat nasional ini. Prestasi tersebut berbuah manis dengan pemberian parasut pribadi yang dibelikan untuknya.

Ilham Erwan Yudha mendeskripsikan, berbicara tentang beberapa peralatan paralayang, terdapat hal yang harus diperhatikan seperti karabiner. Karabiner ini tak sembarang didapatkan di toko untuk alat olahraga out dor pada umumnya, melainkan karakbiner yang sudah memiliki standar dari FASI. Begitu juga dengan tali parasut, penting untuk diteliti dan dicek mulai dari setiap akan terbang dan sesudahnya. Dimaksudkan antara parasut dengan pengait sesuai dan masih layak digunakan. Sama halnya dengan helm yang dikenakan, merupakan helm khusus yang sudah ditetapkan standarnya bagi para atlet paralayang.

“Saat atlet paralayang latihan dan juga berlomba, terdapat alat bantu bicara saat di udara yakni dengan Handy Talky (HT). HT yang dipergunakan dipastikan sudah memiliki kesesuaian freskuensi yang tepat serta suara yang cukup jelas diperdengarkan,” tutup mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga itu. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama