SMP Negeri 2 Sumobito menyadari momentum Sumpah Pemudah sebagai jembatan dalam memperkuat karakter bangsa dan menanamkan bahwa perbedaan bukanlah alasan terjadinya perpecahan.

SUMOBITO – Sumpah Pemuda merupakan gambaran gelora para generasi muda Indonesia saat itu dalam mempertahankan kedaulatan bangsa melalui sebuah keyakinan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Tak ayal semangat kala itu juga melakat sehingga dapat menjadi pemantik dalam mewujudkan persatuan di tengah keragaman perbedaan. Baik dari bahaa, suku bangsa, adat istiadat, budaya, dan lain sebagainya di negeri yang dijuluki Gemah Ripah Loh Jinawi ini.

SMP Negeri 2 Sumobito menyadari momentum Sumpah Pemuda sebagai jembatan dalam memperkuat karakter bangsa dan menanamkan bahwa perbedaan bukanlah alasan terjadinya perpecahan. Hal itu dikembalikan pada fitrahnya jikalau sejak manusia lahir sudah berbeda, sehingga tidak perlu diperdebatkan bahkan dijadikan bahan perselisihan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala SMP Negeri 2 Sumobito, Nur Chasanah, S.Pd., M.Pd. mengatakan, “Peringatan di 2019 ini mengedepankan keberagaman yang menyatu dalam budaya. Hal ini dipresentasikan dalam busana yang dikenakan seluruh warga sekolah, begitu juga dengan seluruh guru dan staf karyawan. Selanjutnya seluruh warga sekolah mengikuti upacara peringatan dilanjutkan dengan pawai mengelilingi wilayah desa terdekat sekolah.”

Baca Juga :
Ketemu Buku Jombang 2020 Bangkitkan Gairah Literasi

Nur Chasanah juga bercerita, jika kegiatan tersebut diikuti oleh 647 peserta yang terdiri dari 37 guru dan 10 pegawai dan seluruh peserta didik kelas X, XI, serta XII. Membawakan tema ‘Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Persatuan Indonesia’. Artinya langkah dari generasi penerus asal Sumobito khususnya SMP Negeri 2 Sumobito ini untuk semakin bersatu tanpa perbedaan. Sehingga berkurangnya prosentase aduan guru, peserta didik, dan masyarakat akhibat pertengkaran sesama peserta didik.

“Sikap tersebut diarahkan kepada kegiatan yang masih menggunakan fisik namun tersalurkan lebih bermanfaat. Ajang peringatan Sumpah Pemuda menjadi acara puncak penampilan terbaik peserta didik yang sudah berproses bersama,” ungkap perempuan yang kerap di sapa Nunung tersebut.


Berdasarkan pengamatan dari Pembina OSIS SMP Negeri 2 Sumobito, Nazula Widhiastuti, S.Pd., peserta didik juga memiliki ruang untuk mengembangkan kreativitasnya dalam berekspresi. Tentu dalam penampilan saat pawai dan beberapa lomba yang dilaksanakan guna menunjukkan kemampuan keterampilan serta seni.

Didukung dengan pengakuan Ketua OSIS SMP Negeri 2 Sumobito, Friski Al Mukarromah. Menurutnya kegiatan tahun ini lebih memiliki karakter dalam peringatan Sumpah Pemuda sesuai dengan keinginan peserta didik secara mayoritas. Membangkitkan gejolak jiwa muda diantaranya melalui pengembangan kesenian yang memberikan ruang untuk berekspresi sesuai kemampuan.

“Sehingga antusias teman-teman begitu luar biasa. Hampir semua perwakilan dari setiap kelas mengikuti dengan berbekal persiapan latihan yang khusus. Tampilannya pun akan tampak menarik saat menyaksikan, seperti sajian tari bantengan dan masih banyak lagi. Sehingga berharap tahun depan menjadi semakin meriah lagi,” tutup Friski Al Mukarromah. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama