MOJOAGUNG – Modal uang sepuluhribu rupiah kira-kira apa yang bisa kita dapatkan dengan rasa yang nikmat sekaligus mengenyangkan? Tenang saja, kota santri masih menyimpan beragam kuliner dengan harga terjangkau.

Bergerak ke wilayah Timur Kabupaten Jombang, tepatnya di Kecamatan Mojoagung pada edisi kali ini saya ingin mencoba sebuah kuliner khas Jawa Timur yang cukup terkenal dan banyak tersebar disana. Apakah itu? Ya, apalagi jika bukan rawon. Kuliner khas yang memiliki visual cokelat gelap pada sajian kuahnya.

Dari sekian banyak penjual rawon baik yang ada di Jombang secara umum atau yang di Mojoagung secara khusus, kali ini saya mencoba rawon di Warung Klenteng. Alasan penamaan Warung Klenteng pun sederhana, hanya karena lokasinya yang bersebelahan dengan Klenteng Boo Hway Bio, Mojoagung. Menjadikan warung ini mudah untuk ditemukan oleh calon pengunjung.

Sejatinya menu yang disajikan di Warung Klenteng tidak hanya rawon, namun ada juga nasi rames, soto, dan kare ayam. Namun yang menjadi primadona tetaplah rawon.

Tidak perlu khawatir antre lama untuk bisa menikmati sepiring rawon atau menu yang lain. Karena para pegawai akan dengan cekatan serta ramah menanyakan apa pesanan pengunjung begitu mereka masuk ke dalam warung. Baik yang memesan makanan untuk dibungkus dibawa pulang ataupun makan di tempat, akan dilayani dengan cepat dan tanggap.

Usai menyebutkan pesanan, sepiring rawon pun segera terhidang di depan mata. Karena di belakang ‘panggung’ para pegawai sudah menyiapkan tumpukan-tumpukan piring berisi nasi sekaligus topping pelengkap rawon sebagai antisipasi untuk mencegah pemesan menunggu lama. Sehingga ketika ada pesanan masuk, tim belakang panggung tinggal menambahkan kuah dan sepiring rawon siap dihidangkan ke depan pemesan.

Baca Juga: Kunci Menjalani Hidup Sederhana

Sepiring rawon di Warung Klenteng ini disajikan dalam sebuah piring dengan pinggiran berwarna coklat, membuat tampilannya keduanya tampak serasi. Tidak jauh berbeda dengan rawon-rawon lain yang ada di luaran sana, rawon di Warung Klenteng juga terdiri atas daging ditambah satu iris tempe goreng yang mengiringi pekatnya kuah rawon. Taoge serta taburan bawang merah goreng dan sedikit sambal tidak lupa ditambahkan untuk semakin melengkapi nikmat dan lezatnya dari kuah rawon.

Lantas apa yang menjadi pembeda? Jika pada umumnya rawon, daging dibuat empal dengan potongan seukuran lebih kurang seperempat atau sepertiga telapak tangan, daging (empal) rawon di Warung Klenteng disajikan dengan cara disuwir. Hal ini membuat penikmat kuliner asli Surabaya ini tidak perlu susah payah untuk momotong-motong daging ketika akan disantap. Pun ketika satu sendok nasi, empal suwir, dan sedikit kuah ini masuk ke dalam mulut, indera pengecap akan segera mudah untuk merasakan kelezatannya. Bentuknya yang sudah lebih kecil, membuat mulut juga gigi lebih mudah untuk mengunyahnya.

Kehadiran dua kerupuk uyel yang juga turut disajikan, semakin membuat meriah serta nikmat ketika menikmati sepiring menu rawon yang disajikan.

Jika anda penasaran ingin turut menikmati lezatnya rawon di Warung Klenteng, anda bisa datang pagi sejak pukul 06.00 hingga sebelum 14.00 atau sesudah pukul 17.00 hingga 21.00. Jangan datang antara pukul 14.00 – 17.00 karena anda akan mendapati warung tutup untuk rehat sebentar. fitrotul aini
Lebih baru Lebih lama