Foto: Gabungan tim penyelamat mengevakuasi korban banjir di Jombang. (Luhur w. Wijaya)

Banyak upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Jombang agar dapat menciptakan rasa aman serta mengurangi resiko jika terjadi bencana alam. Oleh karenanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang bekerjasama dengan semua pihak untuk siap siaga dalam menangani bencana alam tersebut.

JOMBANG – Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau masih terdapat indikasi peningkatan potensi cuaca ekstrim di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, yaitu: aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.

Selain itu, kondisi suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan dalam sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Menanggapi hal tersebut banyak upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Jombang agar dapat menciptakan rasa aman serta mengurangi resiko jika terjadi bencana alam. Oleh karenanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang bekerjasama dengan semua pihak untuk siap siaga dalam menangani bencana alam tersebut.

Baca Juga: Sambung Rasa Guru Daerah Terpencil

Kepala Seksi kesiapsiagaan dan pencegahan BPBD Jombang, Gunadi mengatakan bahwa persiapan dari BPBD Kabupaten Jombang telah mengantisipasi dalam menanggulangi bencana yang ada di Kota Santri ini, termasuk membangun pos BPBD Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mojoagung guna antisipasi persiapan pengungsian yang ditempatkan di Pos Damkar.

“Perahu juga sudah dipersiapkan, karena potensi bencana terutama banjir berada di Mojoagung, termasuk Sumobito dan Kesamben. Ada 8 buah perahu untuk evakuasi, diantaranya perahu karet 6 buah dari BPBD, dari Kepolisian ada 1 buah, Taruna Siaga Bencana memiliki 1 buah. Selanjutnya ban yang dijadikan rakit sekitar 50 ban yang juga dapat dimanfaatkan. Kami juga selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk dari kepolisian,” ujar Gunadi.

Selain berbagai peralatan penanganan bencana alam tersebut, pendirian Posko di RTH Mojoagung juga dilengkapi puluhan personel gabungan. Setidaknya terdapat 118 personil gabungan dari sejumlah instansi yang akan memperkuat posko tersebut. Ratusan personel itu belum termasuk relawan Pramuka peduli Jawa Timur dan Tim Urusan Kesehatan (Urkes) Polres Jombang. Terdapat 4 tenda utama di Posko tersebut dengan tiap tenda dilengkapi berbagai peralatan lengkap penanganan bencana alam.

“Kami akan rutin juga melakukan pengecekan debit air di beberapa aliran sungai atau bendungan sebagai peringatan dini untuk mengambil antisipasi banjir. Ini dilakukan agar tidak menimbulkan korban. Selain itu nantinya juga akan kita upayakan untuk mendirikan posko-posko lagi di beberapa daerah yang rawan bencana agar penangannya lebih cepat,” jelas Gunadi.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Jombang, Abdul Wahab menuturkan dalam memaksimalkan siaga bencana di masyarakat, pihaknya melakukan pengadaan Cutter dan Spreader. Alat Cutter sendiri merupakan alat pemotong besi berukuran besar yang bisa digunakan saat ada kecelakaan lalu lintas posisi korban terjepit sesuatu. Sedangkan Spreader, digunakan untuk membuka benda-benda yang terkunci, sehingga bisa membuka pintu yang terkunci atau rusak.

“Dalam keadaan bencana, alat tersebut bisa digunakan untuk memotong besi dalam timbunan-timbunan kontruksi yang didalamnya ada besi, sehingga eskafator atau alat berat dapat mengangkat timbunan tersebut dengan mudah, dan tenaga ahli di bidang itu juga sudah melalui persiapan sebelumnya,” ujar Abdul Wahab saat dikonfirmasi melalui gawai.

Sebelum dioperasionalkan, lanjutnya, pihak penyedia sudah melatih dan juga ada beberapa orang yang sudah dilatih untuk bisa menggunakan alat yang dibeli tersebut. Dia berharap kepada masyarakat, dengan pengadaan alat ini guna semakin maksimalkan siaga bencana alam, terkait dengan kecelakaan lalu lintas, atau bencana yang diakibatkan keruntuhan bangunan. aditya eko
Lebih baru Lebih lama