Bermula dari semasa kecil yang tak miliki larangan untuk bermain bersama teman usai pulang sekolah. Suatu ketika usai bermain, Sulaiman kecil berkunjung ke makam leluhur dan menemukan pusaka keris dengan panjang lebih kurang delapan senti meter. Sejak saat itu ketika duduk dibangku SMP kelas VII, dirinya mulai menyukai dan mengumpulkan barang temuannya yang dijumpai.

Kolektor keris, tombak, dan batu di Jombang, begitu sebutan pria asal Dusun Kayen, Desa Kayangan, Diwek ini. Sudah empatpuluh tahun lebih mengoleksi keris. Maka tak heran jika kini koleksinya sudah mencapai lebih kurang delapan ratus keris dengan nilai benda yang dianggap keramat tersebut mencapai ratusan juta rupiah. Keseluruhan tersimpan rapi dalam ruangan berukuran 4x6 meter persegi.

“Keris yang saya koleksi, merupakan peninggalan dari zaman kerajaan. Sejak dari zaman Mataram Kuno, Singosari, hingga Majapahit. Saya mendapatkan beberapa koleksi ini secara pribadi dan dari teman, saudara, serta tamu yang menawarkan datang ke rumah,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka ) Satlantas Kepolisian Resor (Polres) Jombang.

Pria 53 tahun menjelaskan, bahwa dirinya memang penikmat seni dari sentuhan goresan lambang yang mempercantik tampilan setiap keris. Meski keris selalu dibawa dalam urusan mistis, namun hal utama ialah keunikan serta nilai seni ukir besi yang menjadi prioritas utama pada setiap koleksi saya.

“Meski koleksi saya banyak diminati kolektor, saya tak memperjualbelikan. Namun jika terdapat seseorang yang menginginkan serta selaras dengan keinginannya, tidak perlu mengganti dengan uang atau mahar akan secara sukarela saya berikan,” ucapnya yakin saat ditemui di ruang kerjanya.

Alasan utama pria dua anak ini ialah untuk menyelamatkan benda-benda pusaka peninggalan para leluhur. Disana Ia seperti merasakan ada ketentraman dan kepuasan tersendiri hingga kini. Bagi Sulaiman, ketentraman yang didapatkan dari pelestarian warisan leluhur lebih bernilai daripada uang.

Foto/Editing: Cicilia/Aditya

Lebih baru Lebih lama