JOMBANG – Membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia. Kalimat tersebut sudah umum dipahami oleh masyarakat luas. Termasuk juga bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Jombang.

Berstatus sebagai warga binaan Lapas, tidak lantas membuat semangat menambah pengetahuan menjadi berkurang. Hal ini didorong oleh adanya kerjasama dari pihak Lapas II B Jombang dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang.

“Bentuk kerjasama yang kami lakukan memang sudah banyak, termasuk dengan lembaga pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan desa maupun berbagai individu dan komunitas yang memiliki minat terhadap gerakan berliterasi. Untuk kerjasama dengan pihak Lapas Kelas II B Jombang sendiri, kami sudah lama menjalankannya, dan sampai saat ini masih berjalan rutin meski di tengah pandemi,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Ir. Hadi Purwantoro, M.Si.

100 buku ini terdiri dari pelbagai macam jenis, mulai dari novel, filsafat, kebudayaan dan yang dominan adalah buku mengenai kewirausahaan dan keterampilan membuat kerajinan.

Untuk menyiasati kondisi pandemi ini, Kepala Seksi Pengadaan dan Pengelolaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang, M.H Prasetyo, menjelaskan, pengadaan serta pembaruan buku untuk pihak Lapas Kelas II B Jombang dilakukan tiap tiga bulan sekali. Ini dilakukan guna mencegah rantai penularan Covid-19 yang tidak bisa diprediksi asalnya. Termasuk dari buku yang acap kali berpindah antar peminjam.

“Adapun jenis buku yang kami sediakan untuk warga binaan Lapas Kelas II Jombang berjumlah 100 buku, dan selalu kita sterilisasi lewat pembersihan, baik keluar maupun kembali masuk rak perpustakaan. Sebanyak 100 buku ini terdiri dari pelbagai macam jenis, mulai dari novel, filsafat, kebudayaan dan yang dominan adalah buku mengenai kewirausahaan dan keterampilan membuat kerajinan,” jelas M.H Prasetyo.

Baca Juga: SDN Sumbergondang, Kabuh Senam Lantai dan Pencak Silat Jadi Andalan

M.H Prasetyo menambahkan, buku-buku bertema kewirausahaan lebih banyak jumlahnya, sebab dijadikan rujukan untuk kegiatan pembekalan keterampilan pada warga binaan Lapas Kelas II Jombang. Pria bertubuh tegap juga memaparkan bahwa kerjasama yang dijalankan dengan pihak Lapas Kelas II Jombang hanya sebatas peminjaman buku dan sudah sesuai dengan standar serta ketentuan dari Perpustakaan Nasional.

Sebagai penyedia layanan ilmu pengetahuan dan informasi bagi masyarakat, Perpustakaan sudah semestinya harus dekat dan ramah terhadap masyarakat. Terlebih di era teknologi informasi seperti saat ini, perpustakaan harus tetap menjadi rujukan bagi semua lapisan masyarakat, agar mencerdaskan kehidupan bangsa tidak sekedar diucap tanpa pemaknaan mendalam.

“Sejauh ini, pelbagai program yang kami jalankan di tingkat daerah, tetap mengacu pada rancangan Perpustakaan Nasional selaku pusat. Termasuk untuk peminjaman serta pembinaan ke masyarakat yang salah satunya adalah warga binaan Lapas, ini menjadi bagian dari program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Progam ini tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat gerakan literasi,” tutup Prasetyo.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama