NASIONAL - Waktu berbuka adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan setelah menahan lapar dan dahaga sepanjang hari.

Berbagai menu sudah disiapkan menjelang berbuka puasa, seringkali tidak lengkap rasanya bila tidak menyiapkan hidangan yang bercita rasa manis. Hal itu nampaknya sudah menjadi budaya turun temurun, khususnya di Indonesia.

Dikutip dari Nutrition.org.uk, Dr Kaseem Halmar dari University of Warwick, Inggris, mengatakan hampir 14 jam tubuh seseorang yang menjalani puasa tidak mendapatkan asupan cairan dan sari makanan. Itu membuat kadar gula dalam darah menurun dan menyebabkan lemas menjelang buka puasa.

Menurut Dr Kaseem, jika seseorang berbuka dengan makanan atau minuman yang manis akan menyeimbangkan kembali kadar insulin, sehingga bisa kembali memproduksi energi. Tetapi, dia mengingatkan untuk tetap ada batasan dalam mengkonsumsinya.

Membatalkan puasa lebih tepat jika disebut menghidrasi tubuh yang sudah lebih dari 12 jam tidak mendapat asupan air dan kembali mengisi lambung dengan asupan pangan yang membuat tubuh kembali bisa bekerja sempurna.

Alih-alih berbuka dengan makanan manis seperti puding dan minuman berasa lainnya, dokter ahli gizi masyarakat Tan Shot Yen mengingatkan untuk menghidrasi tubuh lebih dulu agar lambung bisa bekerja dengan baik. Bisa mulai mengonsumsi buah-buahan hingga kurma untuk berbuka puasa.

Tan Shot Yen menambahkan makanan dan minuman manis cenderung berlebihan dan penuh tapi miskin gizi dan akibatnya makan sehabis shalat magrib tidak cukup yang justru dibutuhkan tubuh.

Tan Shot Yen melanjutkan membatalkan puasa lebih tepat jika disebut menghidrasi tubuh yang sudah lebih dari 12 jam tidak mendapat asupan air dan kembali mengisi lambung dengan asupan pangan yang membuat tubuh kembali bisa bekerja sempurna. Karena, turunnya gula darah sejak sahur hingga berbuka tidak mendadak anjlok, maka tentu akan lebih sehat jika naiknya pun perlahan.

Salah satu hal yang tidak disadari menurut dr Tan sebenarnya makanan yang hendak dimakan juga sudah memiliki kandungan gula, sedangkan batas konsumsi harian gula yang dihimbau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hanya sebanyak empat sendok makan per hari.

Baca Juga: Guci Cuci Tangan Memutus Mata Rantai Covid-19 dan Menambah Keindahan

Tan Shot Yen mengingatkan lagi, tolong diingat, manis tidak selalu dari gula pasir atau yang benar-benar terlihat dan disadari. Masak dengan kecap, makan puding, bahkan aneka kudapan juga diam-diam mengandung banyak gula tersembunyi.

Untuk menu yang paling ideal dikonsumsi saat berbuka, Tan Shot Yen mengatakan untuk memilih menu yang dapat menghidrasi seperti soto dan sup yang dapat 'membangunkan' pencernaan agar setelah salat maghrib orang yang berpuasa masih bisa makan dengan baik.

Terakhir Tan Shot Yen mengatakan berbuka adalah 'makan siang yang amat terlambat' karenanya dimulai dengan sup atau soto sebagai pendahuluan atau takjil, dan habis salat isya masih bisa makan malam yang tidak usah terlalu banyak karena habis itu tidur.

Sumber/Rewrite: detik.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama