JOGOROTO – Usaha tak akan mengingkari hasil. Ulasan tersebut layak disematkan sebagai apresiasi atas keberhasilan dalam meraih prestasi berdasarkan usaha dan kerja keras sebelum berkompetisi.

Peserta didik asal SMP Negeri 2 Jogoroto menorehkan prestasi lomba Seni Musik Tradisi dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2020 tingkat Kabupaten Jombang. Jika sebelumnya pada ajang serupa tahun 2019 mendapatkan Juara II tingkat kabupaten, tahun 2020 menduduki peringkat teratas meski pelaksanaannya secara virtual.

Tim yang terbentuk dengan nama Jogoroto Loro atau sering disebut Joglo Budoyo, terdiri dari lima pemain. Di bawah pembina ekstra karawaitan SMP Negeri 2 Jogoroto, Erik Purnomo Syukur, S.Pd. bimbingan dan pendampingan berjalan satu bulan tepatnya Agustus 2020.

Ketika fasilitator mumpuni dalam bidangnya, peserta didik memiliki kreativitas yang tak terbatas dalam pengembangannya.

“Pertemuan rutin menjadi proses menempa kualitas peserta didik dalam mendalami bakat minat utamanya pada musik tradisi. Terlebih terdapat alat musik tradisi tak memiliki notasi seperti kendang. Sehingga ketelitian dan ketepatan pada nada didapatkan dengan seringnya berlatih,” ulas Erik Purnomo Syukur.

Erik Purnomo Syukur menambahkan bahwa menjadi penabuh kendang, memang tak mudah. Selain tidak memiliki notasi, diperlukan kemahiran setiap pukulan. Menciptakan beberapa jenis suara memerlukan tenaga yang beragam. Artinya mulai dari tenaga yang ringan dan sangat kencang saat memukul. Diketahui kendang khas Jawa Timur identik memiliki tampilan luaran yang keras. Itulah mengapa beberapa pengendang sering terjadi luka akhibat sobeknya telapak tangan usai memainkan gendang.

Baca Juga: SMP Negeri 2 Megaluh Kukuhkan Prestasi Lewat Jalur Non Akademik

“Ketika berlatih kendang dan alami luka sobek di bagian telapak tangan, terdapat pertanda awal yang bagus. Artinya seseorang itu akan menjadi besar serta mahir dalam memukul gendang. Selain waspada dalam memukul gendang saat memainkan musik, juga menyimpan tahapan serta solusi disetiap suara yang ingin diciptakan,” terang Erik Purnomo Syukur.

Hal itu diamini oleh Ketua Tim Joglo Budoyo SMP Negeri 2 Jogoroto, Muhammad Nurkholis yang baru pertama kali menekuni jenis alat musik pukul tersebut. Diakui memang baru menjajaki bermain alat musik gendang. Bermula ketertarikan saat melihat kakak kelas yang memainkan gendang, dirinya selain menjadi semakin bersemangat, juga terdapat keuletan berbeda untuk ditekuni.

“Secara pribadi diluar waktu berlatih bersama teman-teman, saya meminta pembina untuk memberikan materi tambahan setiap hari dari pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB selama satu bulan, tepatnya sebelum kompetisi. Jika sebelumnya saya memegang alat musik saron, bonang dan kentongan dalam penampilan FLS2N 2019, ingin ada hal berbeda di tahun 2020 yakni memegang gendang juga dengan bonang serta gong,” jelas peserta didik yang sering dipanggil Nurkholis tersebut.

Hal yang menjadi koreksi dari Erik Purnomo Syukur dan peserta didik binaannya ialah menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Pada dasarnya tidak cukup hanya satu Minggu tetapi satu bulan berproses. Selain dibutuhkan kesabaran, guru sebagai fasilitator terbatas pada rasa yang dimiliki peserta didik saat memainkan alat musik.

Artinya ketika fasilitator mumpuni dalam bidangnya, peserta didik memiliki kreativitas yang tak terbatas dalam pengembangannya. Hasil yang diperoleh saat ini merupakan upaya yang tak sekedar menggugurkan kewajiban melaksanakan kompetisi, melainkan bermain musik dengan hati.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama