Judul Buku : Tasamuh Gus Dur

Penulis : Mohamad Ahsanul Fikri

Penerbit : Penerbit Progresif

Kota Terbit : Lamongan

Tahun Terbit : 2020

Cetakan : Pertama, 2020

Tebal Buku : 134 halaman

ISBN : 978-623-7965-56-5

Gus Dur bak muara yang tak kunjung kering, pemikirannya terus digali dan direfleksi oleh semua lapisan masyarakat. Tujuannya, untuk menemukan format ideal berkebangsaan di sebuah negeri yang kaya akan budaya dan keberagaman ini. Mohamad Ahsanul Fikri seorang Santri kelahiran Plandaan Jombang, turut meramaikan semarak penggalian pemikiran sosok yang membumi lewat slogan “Gitu Aja Kok Repot”.

Penggalian ide pemikiran Gus Dur ini dituliskan Mohamad Ahsanul Fikri atau akrab disapa Cak Fikri lewat buku Tasamuh Gus Dur. Tasamuh yang berarti toleransi diulas kembali oleh santri asal Plandaan ini, melalui ragam perspektif. Mulai dari Tasamuh keadilan, kemanusiaan, dan lewat ketakwaan.

Tulisan yang menghasilkan cerita menarik perihal dunia pemikiran Gus Dur ini tuntas sebanyak 134 halaman. Buku ini secara khusus juga memberikan referensi kepada pembaca untuk dapat memahami hakekat serta menerapkan toleransi, atau dalam bahasa Mohamad Ahsanul Fikri disebut Tasamuh.

Tasamuh Gus Dur menjadi salah satu referensi untuk menyelami pemikiran Gus Dur yang beragam. Tidak hanya soal agama, namun juga bagaimana sendi kehidupan berbangsa ini ditegakkan melalui keberagaman yang ada.

Terbagi dalam 12 pembahasan, membahas ide pokok pemikiran Gus Dur lewat gaya bahasa yang mudah dipahami di tiap babnya. Bab pertama mengenai Toleransi Perdamaian, membahas mengenai sosok Mahatma Gandhi seorang tokoh perdamaian dari India yang menjadi salah satu sumber inspirasi Gus Dur dalam laku berkebangsaan. Kemudian diolah kembali oleh Mohamad Ahsanul Fikri, untuk dijelaskan kepada para pembaca bahwa, bentuk toleransi yang diajarkan Gus Dur tidak sebatas menghargai perbedaan agama maupun budaya, tapi juga dalam bentuk pemikiran.

Seperti yang telah kita ketahui bersama sosok Gus Dur lahir dari lingkungan Pesantren, namun dalam pemikiran dan pergaulannya mantan Presiden RI keempat ini selalu kosmopolit, artinya mudah diterima oleh semua elemen dan lapisan masyarakat.

Baca Juga: Apresiasi Mewarna Mama Mia Hari Kartini: Berkarya dan Berdaya

Terlepas dari segenap kontroversinya sebagai salah satu tokoh bangsa, dalam buku Tasamuh Gus Dur ini, kita tidak akan menemui ragam kontroversi tersebut. Sebab Cak Fikri di tiap babnya menonjolkan karakter serta pemikiran Gus Dur dengan ditambah penjelasan melalui kutipan ayat Alquran yang juga memerintahkan kepada umat Islam untuk senantiasa menjaga persatuan dan keberagaman.

Dari 12 bab pembahasan, pada bab keenam menjelaskan, terdapat tiga tingkatan dalam penerapan Tasamuh atau toleransi. Dalam tiga tingkatan ini, cukup beragam model penerapannya, dari Eklusifme, Inklusifme dan Pluralisme. Pembahasan ini cukup menarik sebab dari paparannya ada bentuk toleransi model eksklusif yang cukup jarang kita dengar.

Model eksklusif ini rupanya merunut kebenaran yang dianut oleh kelompoknya sendiri. Maka dari eksklusif ini hendaknya kita bisa memilah kembali, agar tidak terjebak oleh kerangka berfikir yang cenderung fanatis

Maka, Tasamuh Gus Dur menjadi salah satu referensi untuk menyelami pemikiran Gus Dur yang beragam. Tidak hanya soal agama, namun juga bagaimana sendi kehidupan berbangsa ini ditegakkan melalui keberagaman yang ada. Selain menjadi referensi yang ringan dibaca, karya keempat ini akan lebih menarik jika turut disertakan sumber-sumber tertulis lainnya. Agar pembaca mengetahui secara pasti, rujukan yang digunakan selama proses penulisan.

Peresensi: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama