BANDAR KEDUNGMULYO - Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta. Tetapi, akan bercahaya karena lilin-lilin di desa. Kalimat bijak dari Bung Hatta tersebut nampaknya cukup sesuai dengan apa yang sedang dikerjakan oleh masyarakat Desa Banjarsari, Kecamatan Bandar Kedungmulyo.

Pasalnya, desa yang terletak di sisi Utara Kecamatan Bandar Kedungmulyo ini, tengah mempersiapkan program pemberdayaan masyarakat, melalui sektor pertanian dan wisata. Tidak tanggung-tanggung, dalam melaksanakan program ini, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Banjarsari turut menggandeng beberapa pihak, diantaranya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Jombang dan Universitas Wahab Hasbullah (Unwaha) Jombang.

“Menyoal pertanian tidak hanya sebatas tanam menanam padi. Melainkan juga perkebunan, peternakan dan sejenisnya. Maka untuk merangkum semuanya, kami hadirkan lewat konsep agrowisata yang tujuannya memberdayakan masyarakat.”

Dijelaskan oleh Kepala Desa Banjarsari, Drs. H. Basyarudin Saleh, bahwa program yang sedang berjalan tersebut, memang memiliki tujuan pemberdayaan ekonomi dan pendidikan di masyarakat terutama di sektor pertanian. Dipilihnya sektor pertanian yang akan dikonsep dalam bentuk agrowisata juga berdasar potensi dan kebutuhan masyarakat, khususnya di Desa Banjarsari.

Baca Juga: TK Pertiwi Gempol Legundi Gudo Asah Potensi Anak Didik dengan Menggambar dan Mewarnai

“Memang program semacam ini sudah lama kami canangkan, yani sejak 2017. Ketika itu ada program Gebyar Bibit dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang meliputi semua jenis tanaman holtikultura. Lalu dari program tersebut kami coba untuk membuat wisata agro yang dikelola Karang Taruna dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namun itu tak berlangsung lama, sebab banyak faktor yang melatarbelakanginya, termasuk kurangnya rasa kepemilikan dari masyarakat,” ungkapnya.

Beranjak dari pelbagai hal yang membuat Wisata Agro Banjarsari kurang maksimal di awal peluncurannya, kini semua perlahan berubah. Tiap sudut penjuru kawasan Banjarsari Agro Community dirias kembali. Lewat pembangunan taman edukasi, wisata petik buah, tempat kontes burung sampai kolam renang juga tengah dipersiapkan.



“Sekarang masyarakat sudah memiliki kesadaran, bahwa kelak desanya bisa menjadi penopang ekonomi alternatif lewat wisata agro ini, yang mana sumber pendanaannya berasal dari BUMDes dan bantuan Pemerintah. Namun kami tak hanya fokus pada pembangunan fisik,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua IV Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).

“Pembangunan sumber daya manusia juga mulai kami jalankan selaras, melalui program sekolah bagi para pemuda dan petani yang nantinya akan masuk di Fakultas Pertanian Unwaha. Untuk metode pembelajarannya, banyak langsung di lapangan, termasuk membuat pupuk organik dan beras sehat yang kita pasok untuk program Baznas Kabupaten Jombang,” lanjutnya.



Ditemui disela kesibukannya saat terjun di lapangan memantau pengerjaan taman, Kepala Urusan Perencanaan Desa Banjarsari, Zuhron Anas, mengatakan bahwa masyarakat sudah tumbuh kembali harapannya. Ini dibuktikkan dengan sistem kerja bakti yang dilaksanakan tiap Sabtu dan Minggu. Kerja bakti itu bergantian di tiap RW.



“Kerja bakti yang kami lakukan, tak lain untuk menggiatkan semangat yang ada. Alhamdulillah sekarang sudah terlihat kembali geliatnya. Kedepan, berdasarkan musyawarah seluruh masyarakat, pengerjaan taman edukasi beserta penyediaan wahana permainan tradisional dan outbound, harus selesai sebelum bulan syawal. Harapannya, ketika hari libur tiba, Banjarsari Agro Community bisa kembali menjadi rujukan wisata di Kabupaten Jombang,” kata Zuhron Anas.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama