JOMBANG – Sekarang ini bagi sebagian besar orang tua, pendidikan anak sejak dini sudah menjadi sesuatu yang penting. Sehingga lazim apabila orang tua memilihkan lembaga yang terbaik dan dapat dipercaya dalam mengasuh buah hatinya, tak ubahnya seperti anak sendiri.

KB At-Taqwa Tembelang menyadari akan amanah yang diberikan oleh wali peserta didik. Oleh karena itu, sejak anak didik masuk pertama sudah digolongkan sesuai dengan usianya. Hal ini bukanlah tanpa alasan, justru diharapkan anak didik akan menyerap pembelajaran dengan tepat sesuai dengan porsi usianya.

Anak didik sebenarnya senang mengikuti intruksi yang kita berikan. Asalkan dari awal mereka sudah menangkap bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya memang menarik.

Kepala KB At-Taqwa Tembelang, Elly Sofa, S.E menerangkan, “Bila di sini terdapat pengelompokan anak didik berdasarkan usianya. Dari 2 hingga 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Pada prinsipnya pengelompokan ini adalah upaya KB At-Taqwa Tembelang menyelami dunia anak. Artinya, tidaklah memaksakan usia belajarnya. Dengan demikian, segala yang dipelajari anak didik memang sudah diperuntukan sesuai usianya.”

Baca Juga: SDN Pulo Lor IV Jombang Menciptakan Kenyamanan Belajar

Walaupun diakui bahwa usia anak-anak KB cenderung bermain. Apalagi jika diberikan pembelajaran secara utuh tanpa adanya sebuah perpaduan dengan permainan. Bisa dipastikan bakal diacuhkan dan tidak diperhatikan.



Guru untuk anak usia 2 hingga 3 tahun, KB At-Taqwa Tembelang, Aditiyas Kurnia Kusman Putri menambahkan, meski anak acuh, namun sebenarnya telah terjadi proses perekaman pengalaman akan pembelajaran tersebut. Jadi, guru harus mampu mengemas pembelajaran semenarik mungkin.



Lebih lagi saat pandemi Covid-19 saat ini yang membuat pembelajaran tatap muka ditiadakan. Kecerdikan guru dalam berinovasi menjadi jalan keluar keberhasilan dalam tiap pembelajaran yang dilakoni anak didik.

Pembelajaran Bertahap

Kalau usia anak didik sudah dianggap mampu mempelajari hal yang baru, maka di KB At-Taqwa Tembelang akan diajarkan sejumlah tindak tanduk yang akan sangat bermanfaat bagi anak didik kedepannya.



Misalnya belajar kedisiplinan. Menurut Guru kelas 4 tahun, KB At-Taqwa Tembelang, Meilinda Yuniatingtias, dalam mengajarkan kepada anak didik tak jarang dirinya mengolaborasikan dengan permainan yang ada. Seperti ketika praktik berdoa. Jika berdoa pada umumnya, anak didik mudah bosan, maka diubah dengan dilagukan. Tujuannya, agar ana didik turut menyelami serta menghayatinya. Tetapi tetap mengikuti arahan dari guru supaya berjalan beriring dengan hasil yang serupa.



“Anak didik sebenarnya senang mengikuti intruksi yang kita berikan. Asalkan dari awal mereka sudah menangkap bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya memang menarik. Nah, dari sanalah bisa ditekankan tentang kedisiplinan dari sesuatu yang sederhana. Terpenting dibiasakan saja, pasti kemudian bisa mengingatnya sendiri,” terang Meilinda Yuniatingtias.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama