NASIONAL - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan peserta didik masih menemui banyak kendala. Selain akses internet, peserta didik kini juga mulai merasakan jenuh. Meski telah banyak kebijakan dan program untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19, namun perubahan pola pembelajaran yang begitu drastis berisiko menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran.

Padahal, kualitas pembelajaran merupakan kunci dari hasil belajar peserta didik itu sendiri. Meski adanya pandemi ini sisi positif juga dirasakan, seperti pemanfaatan teknologi digital, tetapi PJJ tak bisa terus menerus dilaksanakan.

Melansir laman Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dina Martha Tiraswati, M.Pd., selaku Pengawas SMK Cadisdik Wilayah I Provinsi Jawa Barat memberikan pandangan. Kebijakan penutupan sekolah telah berdampak hilangnya pengetahuan atau keterampilan peserta didik dari yang sebelumnya sudah dipelajari atau dikuasai (learning loss).

Guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran dengan mempertimbangkan respons dan partisipasi peserta didik selama pembelajaran, hasil asesmen formatif dan umpan balik dari peserta didik.

Bahkkan Kemendikbud Ristek, perlu waktu 9 tahun bagi peserta didik untuk bisa menyusul ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Dimana, learning loss berakibat pada penurunan penguasaan kompetensi peserta didik yang memiliki dampak jangka panjang, bahkan diprediksi bisa sampai puluhan tahun.

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pembelajaran yang berdasar pada kemampuan dasar anak untuk dikembangkan sesuai rangkaian perkembangan kompetensi. Pada pembelajaran masa pandemi Covid-19, strategi pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran campuran.

Baca Juga: Bergerak dalam Sekolah Penggerak

Tentu yang terdiri dari sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Oleh karena itu, guru perlu menentukan komposisi antara PTM dan PJJ. Desain pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas atau mata pelajaran di masa pandemi Covid-19 disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa.

Pada sekolah tatap muka terbatas, berbagai adaptasi pembelajaran dilakukan, terutama untuk:

1. merespons dampak pembatasan waktu pembelajaran di kelas

2. penjadwalan per kelompok belajar

3. serta kondisi lainnya

Dina Martha Tiraswati mengatakan rencana pembelajaran dan perangkat ajar perlu dipastikan dapat memfasilitasi interaksi antara guru dan peserta didik. Disamping itu, perangkat ajar juga harus dapat digunakan pada sekolah tatap muka terbatas atau PJJ.

Guru perlu melakukan perbaikan pembelajaran dengan mempertimbangkan respons dan partisipasi peserta didik selama pembelajaran, hasil asesmen formatif dan umpan balik dari peserta didik.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama