Peserta Didik Sedang Melakukan Keterampilan Tangan. (Dok.MSP)

NASIONAL - Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Bagus Hary Prakoso mengatakan anak-anak Indonesia tidak akan berdaya saing bila di sekolah tidak dilatih kecakapan hidup abad 21.

Bagus Hary Prakoso mengatakan, kecakapan hidup abad 21 ini misalnya membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing. kecakapan hidup tersebut bisa diajarkan pada anak-anak kelas dasar sebagai bibit masa depan melalui metode pembelajaran Project Based Learning (PBL).

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim juga menegaskan, sistem pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning mesti digalakkan. Hal ini agar kolaborasi antar pelajar terus terbangun melalui proyek pembelajaran tersebut.

Sekolah juga perlu menyiapkan diri. Di antaranya melakukan pengembangan budaya menulis (scientific writing), mengembangkan creative dan critical thinking, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang literatif.

Bagus Hary Prakoso menjelaskan metode PBL ini banyak memiliki keunggulan, di antaranya: peserta didik mampu meningkatkan, mendorong serta menciptakan motivasi belajar peserta didik (motivation), peserta didik lebih aktif memecahkan masalah (problem solving), terciptanya kolaborasi antar peserta didik (collaboration), terasahnya keterampilan komunikasi (communication), terasahnya keterampilan dalam mengelola sumber daya (creativity), adanya pengalaman pembelajaran mengorganisasikan proyek (creativity).

Bagus Hary Prakoso melanjutkan selain itu juga mampu menciptakan pengalaman belajar yang kompleks dan sesuai dunia nyata (HOTS). Belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata (HOTS) dan menciptakan suasana belajar serta proses pembelajaran yang menyenangkan (Fun).

Langkah-langkah dalam mengimplementasikan Project Based Learning ini, Bagus Hary Prakoso mengatakan, pertama menentukan proyek. Lalu, merancang langkah-langkah penyelesaian, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan pemantauan, kemudian penyusunan laporan dan presentasi atau publikasi hasil. Dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi proses dan hasil proyek.

Baca Juga: PAK: Jika Paham Sebenarnya Mudah

Untuk mengimplementasikan metode PBL, Bagus Hary Prakoso melanjutkan, sekolah juga perlu menyiapkan diri. Di antaranya melakukan pengembangan budaya menulis (scientific writing), mengembangkan creative dan critical thinking, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang literatif. Kita bisa berkaca dari Finlandia. Pendidikan guru berbasis penelitian untuk menyiapkan guru dalam konten, pedagogi, dan teori pendidikan, serta kapasitas untuk melakukan penelitian mereka sendiri dan membuat solusi pedagogis kreatif untuk pengajaran.

Implementasi PBL di Sekolah

Guru SDN Tamanan 2 Kalasan Kabupaten Sleman, Vendi Setyawan menuturkan, project yang dilakukan adalah MPI Indonesia Negeri Seribu Candi, Studi Lapangan, dan Simulasi Pemugaran Candi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas V SDN Tamanan 2 Kalasan yang dilakukan 2015 lalu.

Menurutnya, materi tersebut diambil agar peserta didik dapat menghargai dan melestarikan peninggalan sejarah leluhur yang adiluhung di lingkungannya. Ini sekaligus untuk meningkatkan prestasi belajar IPS tentang peninggalan kerajaan Hindu-Budha.

Vendi Setyawan mengatakan pengalaman belajar yang didapat peserta didik di antaranya bersyukur dan melestarikan warisan budaya leluhur yang adiluhung. Paham proses pemugaran candi (Ekskavasi, Anastilosis, Rekonstruksi), bergotong-royong menjaga lingkungan dengan memanfaatkan sampah kertas untuk media belajar dan bermain kreatif.

Selain membuat PBL berbasis ilmu pengetahuan sosial, Vendi juga membuat project poster handar beni berbasis photo grid untuk mengembangkan kreativitas dasar desain grafis peserta didik SDN Tamanan 2 Kalasan. Tujuannya agar peserta didik cerdas menggunakan gawai untuk mengembangkan kreativitasnya di bidang desain grafis. Serta untuk membangun rasa tanggung jawab, kerjasama, dan peduli lingkungan.

Melalui project ini, Vendi Setyawan menegaskan anak-anak bisa berkreasi membuat poster digital menggunakan tools Photo Grid yang dapat di unduh di smartphone. Selain itu, mereka juga ikut berkampanye untuk melestarikan benda-benda cagar budaya warisan leluhur Indonesia. Ada banyak referensi atau ide untuk dijadikan bahan project based learning yang dilakukan guru. Bisa melalui lingkungan, benda-benda yang ada di sekitar atau memanfaatkan teknologi smartphone di mana banyak berbagai macam tools dan aplikasi yang dapat digunakan.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia
Lebih baru Lebih lama