JOMBANG – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jombang menyelenggarakan Focus Group Discussion atau FGD bertajuk Strategi Sosialisasi Mewujudkan Pemilih yang Berdaulat Tahun 2024, Rabu (9/6) melalui Zoom Metting dan disiarkan langsung melalui akun sosial media KPU Jombang.

Menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang M. Himawan Sutanto, M.Si; Direktur Kedai Jambu Institute (KJI) Jawa Timur Abdus Salam, M.Si; wartawan kompas.com Mohammad Syafii, S.H.I; serta Tokoh Masyarakat Jombang, H. Jalaludin Hambali, S.Sos.

Ketua KPU Jombang Athoillah dalam sambutannya menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah supaya KPU Jombang mendapatkan masukan dalam merumuskan strategi dan materi sosialisasi dalam mewujudkan pemilah yang berdaulat nantinya saat Pemilu serentak pada 2024 di Kota Santri khususnya.

Penyelenggaraan Pemilu 2019 Jombang terbilang baik. Hal itu berdasarkan dari angka pertisipasi masyarakat terbilang cukup besar yakni 89% dari target yang dicanangkan KPU RI sebesar 77,5%.

Diungkapkan oleh M. Himawan Sutanto, “KPU Jombang wajib melakukan riset dari periode Pemilu sebelumnya. Data riset tersebut nantinya menjadi blueprint dalam menenutukan kebijakan. Selain itu dapat dijadikan juga sebagai analisa SWOT isi media terkait posisi maupun persepsi KPU di tengah masyarakat.”

Hal itu pun dibenarkan oleh Mohammad Syafii, sekarang ini media sosial sangatlah krusial. Ibarat kata telah menjadi sarana komunikasi antar umat manusia paling cepat di belahan dunia manapun. Untuk itu KPU Jombang mesti pandai mengelola media sosialnya supaya mampu menjadi jembatan komunikasi yang baik. Utamanya dalam hal menyosialisasikan perihal Pemilu yang bakal berlangsung 2024 mendatang.

Baca Juga: SMP Negeri 2 Tembelang Gamelan Memantik Semangat Baru

Maka dari itu Abdus Salam pun menilai serupa. Posisi media sosial sudah berada di tengah kehidupan manusia. Sehingga sangat efisen dan tepat dalam menggencarkan sosialisasi dengan memperbaiki kecakapan materi yang disampaikan.

“Dalam melakukan sosialisasi juga mestinya dilakukan secara intens serta berkelanjutan. Jika tidak begitu hanya sebatas pengetahuan belaka,” tegas Abdus Salam yang kini menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Brawijaya Malang.

Sementara itu Jalaludin Hambali menilai dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 Jombang terbilang baik. Hal itu berdasarkan dari angka pertisipasi masyarakat terbilang cukup besar yakni 89% dari target yang dicanangkan KPU RI sebesar 77,5%. Hanya saja tidak terpaku pada penggunaan media sosial saja, agar bagian wilayah di Jombang yang terbatas akses jaringan internetnya pun tetap mendapatkannya. Dengan kata lain, upaya sosialisasi yang dilakukan dapat sampai di semua lapisan masyarakat.

Reporter/Foto: dy/hupmas

Lebih baru Lebih lama