Penulis buku Pendekatan Saintifik The 4C, Ahmad Taufik, M.Pd. yang bertindak sebagai pembicara. (Donny)


BARENG – Profesi guru memang sepantasnya menunjukkan keprofesionalannya. Tak hanya dalam pengajaran saja, melainkan pula untuk pengembangan dirinya. Seperti yang dilakukan Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Ahmad Taufik, M.Pd. yang menuangkan pengalamannya menjadi sebuah buku berjudul Pendekatan Saintifik The 4C.

Ahmad Taufik dalam kesempatan bedah bukunya yang diselenggarakan pada Jumat (10/9) di SMP Negeri 2 Bareng menuturkan metode pembelajaran 4C masih senafas dengan konsep pembelajaran Ki Hajar Dewantara. Dimana, guru bukan sebagai pendikte peserta didik, melainkan sebagai among (baca: pengasuh).

Jikalau sampai hari ini masih banyak guru yang kesulitan menulis Best Practise, PTK, dan Jurnal Ilmiah maka solusinya ialah dengan rutin melaksanakan agenda bedah buku maupun workshop.

“4C yang terdiri dari Critical Thinking and Problem Solving (berfikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerjasama), adalah ruh pembelajaran yang sesungguhnya. Metode pembelajaran saintifik tidak lagi terpatron pada model ceramah, melainkan dapat dengan cara pengelompokan peserta didik dengan kemampuannya. Kemudian, banyak berlatih mengamati serta menganalisa kejadian dan perubahan sekitarnya untuk menumbuhkan daya kritis, solusi serta pemecahan masalah secara kolaboratif,” jelas Ahmad Taufik.

Baca Juga: Dusun Wonorejo, Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro Dulunya Hunian Burung Bangau

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. yang turut hadir pun mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Ahmad Taufik. Baginya sebagaimana yang sudah termaktub dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 mengenai kompetensi guru dari segi pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian, harus turut serta dikembangkan. Tak terkecuali dengan kemampuan menulis.

Suasana bedah buku yang turut dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Jumadi, S.Pd., M.Si. (Donny)

Jumadi menegaskan, “Jikalau sampai hari ini masih banyak guru yang kesulitan menulis Best Practise, PTK, dan Jurnal Ilmiah maka solusinya ialah dengan rutin melaksanakan agenda bedah buku maupun workshop. Solusi lainnya, dapat melalui metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) lewat tulisan sesama guru.”

 Kepala SMP Negeri 2 Bareng, Agus Widodo, S.Pd. saat menunjukkan buku karya Ahmad Taufik, M.Pd. sebelum dimulainya acara bedah buku. (Donny)

Dikatakan oleh Kepala SMP Negeri 2 Bareng, Agus Widodo, S.Pd. dalam sambutannya, terselenggaranya bedah buku tidak lain untuk menguatkan kembali pemahaman pembelajaran lewat metode saintifik kepada para guru. Seturut dengan itu, kegiatan ini kedepannya secara bertahap diharapkan mampu mendongkrak motivasi para guru untuk turut produktif dalam menulis.

“Baik dalam bentuk Best Practice, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sampai Jurnal Ilmiah. Jika ini sudah terlaksana, maka pelayanan terhadap peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkat kualitasnya,” terang Agus Widodo.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama