Peserta didik kelas V SDN Jogoloyo, saat melaksanakan kegiatan pameran kesenian. (Rabitha)


SUMOBITO – Memberikan wadah peserta didik dalam berkreasi melalui sebuah karya seni, tentunya sama dengan membuka kebebasan mereka guna menunjukkan jati dirinya. Didalam dunia pendidikan, langkah ini termasuk mengeksplorasi kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Metode inilah yang diberlakukan di SDN Jogoloyo Sumobito dalam menciptakan ruang apresiasi karya peserta didik. Pelaksana Tugas (Plt) SDN Jogoloyo Sumobito, Sasmito Heru, S.Pd. mengungkapkan awal ide untuk membuka ruang apresasi karya peserta didik didasari oleh gagasan tentang pemanfaatan segala barang yang sebenarnya sudah tidak terpakai, namun bisa diolah dan dikreasi ulang hingga memiliki nilai manfaat dan tak ketinggalan sentuhan estetika berdasarkan imajinasi para peserta didik.


Dalam menyelesaikan karyanya, peserta didik kami terbilang cepat dan tanggap. Tugas tersebut dapat terselesaikan dalam tempo lebih kurang dua hari.

“Walaupun sedang dalam masa pandemi Covid-19, ruang apresiasi karya ini tetap kami gelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Tujuannya jelas, sebagai upaya kami dalam memantik peserta didik supaya kian terpacu menghasilkan karya yang kian beragam. Sebab tidak hanya guru, melainkan juga keterlibatan wali peserta didik dalam mendorong putra-putrinya untuk menghasilkan sebuah karya yang istimewa. Selain itu juga terdapat nilai tambah bagi peserta didik, yakni diharapkan mereka bisa memahami bahwa dengan adanya apresiasi karya ini bisa menjadi kebiasaan baru bagi segenap civitas SDN Jogoloyo Sumobito dalam mengarungi pola hidup yang baru,” tutur Sasmito Heru.

Baca Juga: Apresiasi Himpaudi Kabupaten Jombang

Guru Kelas V, SDN Jogoloyo Sumobito, Achmadun, A.Ma. menjelaskan konsep pameran yang digelar ini sesuai dalam Buku Tematik Terpaduk Kurikulum 2013. Metodenya, setelah peserta didik menuntaskan materi pembelajaran, maka setiap individu wajib membuat satu karya seni yang akan dinilai. Tidak ada pakem khusus terkait model atau bentuk karya seni yang hendak dikaryakan, peserta didik diberi kebebasan dalam menciptakan karya seninya. Tentunya dengan bahan yang murah dan mudah didapatkan agar tak memberatkan wali dan peserta didik.

Plt Kepala bersama jajaran guru SDN Jogoloyo, menunjukkan beberapa hasil karya peserta didik. (Rabithah)

Lelaki yang telah lebih 17 tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan ini menambahkan, “Dalam menyelesaikan karyanya, peserta didik kami terbilang cepat dan tanggap. Tugas tersebut dapat terselesaikan dalam tempo lebih kurang dua hari. Selanjutnya kami bentuk susunan panitia kegiatan pameran. Mulai melakukan rapat, dekorasi kelas dan menata karya seni. Secara khusus, peserta didik sengaja kami sarankan untuk memakai baju adat agar terasa nuansa berkseniannya. Pameran perdana kami buka pada Jumat (24/9). Para pengunjung baik guru atau peserta didik dari kelas lain mengaku terkesima dengan kekompakkan kelas V, begitu juga dengan hasil karya mereka.”

Plt Kepala SDN Jogoloyo, Sasmito Heru, S.Pd. (Rabithah)

Salah satu peserta pameran dari Kelas V, Stefany Ardian Hendrayani, dengan senyum manisnya menceritakan kepada Majalah Suara Pendidikan bahwa dia sangat antusias ketika dalam susunan panitia pameran dirinya di dapuk sebagai gaet (baca: pemandu). Ia juga merasa bangga ketika hasil karyanya yang berjudul “Bunga Korona” dapat disaksikan dan dinilai oleh guru dan kawan-kawannya.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama