Kegiatan anak didik sebelum pandemi. (ist)


SUMOBITO – Pemberlakuan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bergulir sejak awal April 2020. Keputusan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI berlaku di seluruh jenjang pendidikan, tak terkecuali Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Berlangsungnya PJJ membawa berbagai macam perubahan dalam mengkonsep proses pembelajaran oleh guru. Dalam prosesnya, terdapat serentetan evaluasi yang dikembangkan berdasarkan atas kebutuhan dari anak didik, wali anak didik, dan guru, serta satuan pendidikan.

TK Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Mentoro Sumobito mencoba memetakan. PJJ dinilai monoton dan terdapat titik kekhawairan untuk jangka panjang. Salah satunya terkait minat belajar anak didik secara keseluruhan.

Dalam pencapaian kualitas, dibutuhkan waktu yang tak instan. Seturut akan hal tersebut, tuntutan kemampuan dari setiap guru menjadi kebutuhan pokok. Oleh sebab itu, guru diberi pelatihan, diskusi, hingga kompetisi.

“Kami melakukan penilaian selama satu semester, ternyata PJJ tidaklah efektif. Anak didik membutuhkan pengawasan berkelanjutan untuk dibimbing dan diajarkan. Terdapat pembiasaan emosi atau sosial emosional yang harus dikontrol,” ujar Kepala TK PKK Mentoro Sumobito, Haryanti, S.Pd.

“Sehingga kami memberlakukan pelayanan konsultasi materi harian kepada wali anak didik bersama anak didik secara terjadwal. Tentunya, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat berdasarkan anjuran pemerintah. Durasi yang dibutuhkan untuk satu anak didik lebih kurang 60 menit dan hanya berlangsung tiga kali dalam sepekan,” lanjutnya.

Baca Juga: TK Tunas Harapan Kesamben Belajar Keagamaan Melalui Iqra

Guru Kelompok B TK PKK Mentoro Sumobito, Yurnida Harianik Samon, S.Pd. menambahkan, pertemuan tersebut menajamkan poin materi harian dari tema yang sedang diulas. Terutama pada kelas kelompok B menjelang persiapan kenaikan ke jenjang pendidikan dasar yang lebih menekankan persiapan ulasan singkat serta rutin terkait alfabet dan angka.

Yurnida Harianik Samon bercerita, “Cara yang diterapkan yakni dengan tanya jawab secara langsung. Prosesnya kami pantau usai mengerjakan materi harian di rumah bersama wali anak didik dengan sambungan telepon video. Nantinya, kami akan mengetahui bahwa anak didik benar memahami serta mengerjakannya dengan mandiri dan tuntas, ataukah pasrah kepada orangtuanya. Menyimak tugas tersebut menjadi penilaian proses pola belajar setiap anak didik.”

Kegiatan anak didik sebelum pandemi. (ist)

Berdasarkan pengamatan Yurnida Harianik Samon, anak didik yang cakap menjawab akan diarahkan pada pengembangan dari setiap materi harian. Sebaliknya bagi anak didik yang masih membutuhkan perhatian lebih, cenderung mendapatkan waktu bimbingan dan pendampingan ekstra dengan penyesuaian kebutuhan individual.

Haryanti kembali menjelaskan, dalam pencapaian kualitas, dibutuhkan waktu yang tak instan. Seturut akan hal tersebut, tuntutan kemampuan dari setiap guru menjadi kebutuhan pokok. Oleh sebab itu, guru diberi pelatihan, diskusi, hingga kompetisi. Upaya dalam meningkatkan kualitas sebagai kesiapan atas daya saing dan profesionalismenya seorang guru TK kini memiliki cara yang mudah.

Kepala TK PKK Mentoro Sumobito, Haryanti, S.Pd.

“Belajar secara mandiri menjadi salah satu alternatif yang mudah, murah, dan cepat. Melalui pemanfaatan informasi dari media online mampu terfasilitasi dalam mengolah ide pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sesuai zaman,” kata Haryanti.

Yurnida Harianik Samon mengakui bahwa prosesnya kini disambut dengan penuh antusiuas oleh wali anak didik. Setiap tugas dan juga ulasan materi harian cepat mendapat respon. Terlebih bagi wali anak didik yang memiliki kesibukan keseharian bekerja hingga paruh waktu. Tak ada kata ‘menunda’ jika sudah mendapatkan materi dari guru dari percakapan grup kelas.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Istimewa

Lebih baru Lebih lama