Suasana pelatihan menulis yang bertempat di Gedung Guru, Wilayah Kerja Pendidikan (Wilkerdik) Kecamatan Gudo. (ist)


GUDO –
Guru adalah sebuah profesi yang menuntut sebuah tanggungjawab dan kepiawaian dalam menjalankannya. Bukan sebatas pada mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, namun lebih daripada itu menciptakan sebuah pembelajaran yang bermakna dan membekas diseluruh relung pemikiran.

Guna mencapai tahap itu guru harus mampu menelurkan daya kreativitasnya sebagai cikal bakal melahirkan inovasi dalam pembelajaran tersebut. Apalagi melihat karakter peserta didik yang sangat beragam, inovasi guru akan menjadi arti penting untuk menjebatani jalannya pembelajaran seluruh peserta didik dengan nyaman.

Untuk itulah Forum Kerja Kelompok Guru (FKKG) Kecamatan Gudo menghelat Pelatihan Menulis Jilid I pada (21-30/10) di Gedung Guru, Wilayah Kerja Pendidikan (Wilkerdik) Kecamatan Gudo yang diikuti oleh guru serta kepala sekolah. Ketua FKKG Kecamatan Gudo, Adik Sam Sanjaya, S.Pd. mengakui latarbelakang diselenggarakan pelatihan ini tiada lain untuk memberikan pengetahuan bagi guru yang masih sangat awam tentang dunia kepenulisan. Ditambah lagi pelatihan penulisan pun masih terbilang jarang sekali dilaksanakan.

Menggunakan metode Awal, Tantangan Aksi, dan Perubahan atau ATAP. Mendorong peserta untuk menuliskan gagasan, kisahnya ketika mengajar, dan laporannya.

“Pelatihan ini tak sebatas penyampaian materi saja. Tetapi harus praktik menghasilkan dua karya tulis yang berbeda tema lalu dikumpulkan ke panitia,” tegas Andik Sam Sanjaya.

Pemateri pertama dari SDN Japanan I Gudo, Deny Retnowati, S.Pd. mengatakan sebetulnya seluruh peserta sudah memiliki kemampuan dalam merangkai cerita sederhana dari pengalaman sehari-harinya ketika mengajar. Hanya saja kurang kepercayaan diri akan kemampuannya tersebut.

Baca Juga: Masjid Al-Ikhlas Rosella Jejak Kisah Karyawan Pabrik Karung Goni

Deny Retnowati mengatakan, “Ditahapan awal ini mencoba menuliskan dari pengalaman terdekat peserta yakni mengajar. Harapannya lebih memudahkan peserta dalam menulisnya karena berdasarkan dari peristiwa yang dilakoninya sendiri. Adapun materi yang saya berikan seputar motivasi kepenulisan, tips mudahnya menulis cerita anak, dan kebahasaan.”

Berbeda dengan pemateri kedua dari SDN Balongbesuk Diwek, Miftakhul Fitriyah, S.Pd. yang lebih menekankan penulisan ilmiah Best Practice sesuai dengan praktik mengajar yang selama ini peserta lakukan. Tentunya diawali dengan diskusi sehingga akan menakar kesulitan serta bahan-bahan penulisan yang sebenarnya telah ada namun kurang diperhatikan.

“Menggunakan metode Awal, Tantangan Aksi, dan Perubahan atau ATAP. Mendorong peserta untuk menuliskan gagasan, kisahnya ketika mengajar, dan laporannya. Sebab ini adalah modal penting dalam menyusun tulisan ilmiah macam Best Practice,” tutup Miftakhul Fitiyah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa
Lebih baru Lebih lama