Hasil batik dan bahan yang digunakan sebagai pewarna alami dipamerkan kepada pengunjung. (Rabithah)


MOJOAGUNG –
Pemandangan berbeda ketika Minggu (12/12) pagi berkunjung ke Dusun Sanan Timur, Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung. Tak seperti kebanyakan, sepanjang jalan dipenuhi dengan dekorasi batik di bagian kanan dan kirinya. Ternyata akan berlangsung Launching Desa Berdaya sebagai Sentra Batik Warna Alam. Konsep ini digagas bersama menuju pengembangan desa melalui Economic Branding dengan sentuhan penggunaan bahan yang tersedia di alam.

Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto menjelaskan ada tiga agenda utama dalam mempersiapkan sebagai desa berdaya yakni Mojotrisno Creative Millenial, Mojotrisno Market Creative, dan Launching Sentra Batik Warna Alam. Menariknya ada sub-agenda di masing-masingnya sehingga semakin menambah kemeriahan karena dapat diikuti oleh banyak lapisan masyarakat bahkan memberdayakannya.

Berharap tak berhenti di sini saja. Melainkan berdaya dalam menentukan produk lain yang bakal dicitrakan sehingga dapat kian melangit dan dikenal masyarakat luas.

“Persiapan dilakukan sepanjang dua bulan terakhir. Beruntungnya tak ada kendala berarti. Selain kepanitiaan didominasi oleh kalangan muda di Desa Mojotrisno, sehingga ide-ide baru pun tumpah serta mampu mengeksekusi dengan laik,” terang Nanang Sugiarto.

Baca Juga: Membaca Keberadaan Pasar Tradisional di Masa Akan Datang

Koordinator Pembatik Desa Mojotrisno, Nusa Amin mengisahkan sejak tahun 1995 tradisi batik sudah mahfum di desa di kecamatan paling ujung Timur Kota Santri ini. Ciri khasnya juga menggunakan pewarna alami dan memiliki motif yang unik. Tak mengherankan bila hasilnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta batik.

Guk dan Yuk Kabupaten Jombang turut memeriahkan acara Launching Sentra Batik Warna Alam. (Rabithah)

Nusa Amin menuturkan, “Sekarang ini tersisa hanya delapan pembatik saja yang masih aktif dan telah mempunyai merk dagang sendiri. Diantaranya Batik Mojotrisno, Berkah Mojo, Kluwer, Dewi Shinta, Trisno, Saerah, Ridho Makmur, dan Kali Gunting. Kualitas hasilnya pun tak kalah dengan buatan pabrik. Oleh karena itulah harga yang ditawarkan mencapai Rp 150.000 hingga Rp 2.500.000 menyesuaikan dengan motif dan banyak wara yang digunakan.”

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jombang, Danang Praptoko, ST., MT. (Rabithah)

Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jombang, Danang Praptoko, ST., MT. bahwasannya Program Desa Berdaya memang sebelumnya dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Desa Mojotrisno menjadi salah satu desa di Telatah Kebo Kicak yang mampu memberdayakan masyarakatnya dalam pengembangan ekonomi guna mencapai kesejahteraan. Hal ini berhasil terwujud manakala seluruh stakeholder didalamnya saling terlibat dan menguatkan satu dengan lainnya.

Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto. (Rabithah)

“Untuk itu atas nama Pemerintah Kabupaten Jombang, saya sangat mengapresiasi kinerja seluruh lapisan masyarakat di Desa Mojotrisno. Berharap tak berhenti di sini saja. Melainkan berdaya dalam menentukan produk lain yang bakal dicitrakan sehingga dapat kian melangit dan dikenal masyarakat luas. Akhirnya yang dimaksudkan sebagai Desa Berdaya benar-benar berhasil diejawantahkan dengan paripurna,” pungkas Danang Praptoko.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama